Mohon tunggu...
Bayu indrajaya
Bayu indrajaya Mohon Tunggu... Buruh - Hidup Bersahaja Sebagai Buruh serabutan

Seorang Buruh Serabutan di ibukota jawatengah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penjual Gandos Warga Boyolali

25 September 2022   15:34 Diperbarui: 25 September 2022   15:36 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biasa disapa pak dhe penjual Kue Gandos warga Kemusu Boyolali,saat Menunggu Pembeli di bahu jalan , Minggu (25/9/22).SEMARANG – Kue Gandos yang terbuat dari adonan tepung beras dan santan menjadi salah satu kuliner khas Semarang. Rasanya yang enak dan gurih di mulut menjadikan kuliner satu ini banyak digemari.

Para penjual kue tradisional ini biasa menjajakan dagangannya dengan dipikul keliling kampung, perumahan, sekolah dasar dan di sekitar pusat keramaian lainnya.
Tak sengaja ketemu jajanan satu ini langsung bergegas putar balik . Setelah pulang  Momong anak Ngadem diTaman  ,Pakde yang berkelilig di wilayah peterongan - RS Elisabet  jln kawi Raya, berdekatan dengan Taman Kawi
Karena sudah lama tak makan gurihnya kue gandos ini .
Saya pun memesanya

Pakde pun bergegas menuangkan adonan kue ke dalam loyang cetakan saat pembeli datang. Cetakan Kue Gandos hampir sama dengan cetakan kue Pukis, namun memiliki ukuran yang sedikit lebih kecil.

Satu per satu cetakan pun dipenuhinya dengan adonan Kue Gandos hingga seluruh cetakan yang berjumlah 20 tersebut penuh dengan adonan. Usai penuh, adonan pun ditutup supaya cepat matang.

Rasa nikmat ( dok.pri)
Rasa nikmat ( dok.pri)
Cemilan unik ini sudah ada sejak lama. Dan hingga kini tak luntur termakan usia. Bahan dan cara membuatnya pun masih seperti dulu. Menggunakan mal atau cetakan khas bentuk setengah lingkaran kecil. Bahannya menggunakan tepung beras dan dibumbui sedikit gula maupun garam.

“Saya sudah berjualan selama 10 tahun mas kurang lebih. Ndak berubah dari dulu, tetap mikul gerobak kayak ini,” ujarnya, Minggu (25/9/22).

Dikatakan, selama 10 tahun terakhir menjajakan kue Gandos memang terjadi pasang surut. Banyaknya jajanan lain yang ada menjadi tantangan tersendiri bagi pakde

“Sekarang langka ditemui. Dulu masih banyak saya temui teman sesama penjual Gandos tapi sekarang sudah jarang. Tinggal 3 orang saja kalau saya nggak salah yang menjualnya dengan pikulan seperti ini, termasuk saya,” imbuhnya.

Disebutnya, setiap hari ia tidak bisa memastikan bisa menghabiskan berapa kilo adonan. Jika dirasa adonan habis, ia hanya tinggal membuatnya kembali.

“Kalau mau habis itu, saya buat lagi adonannya. Tinggal ke Pasar lalu beli keperluan bahan untuk adonan, terus dibuat gitu aja. Kalau dikira-kira ya bisa 4-5 kilo sehari. Tapi itu tidak mesti segitu,” ujar pria asal Kemusu Boyolali itu

Ditambahkan, kue Gandos yang dijajakannya terbebas dari bahan kimia dan pengawet. Sejak 10 tahun hingga sekarang, memiliki resep yang tidak berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun