Mohon tunggu...
Anton Irza
Anton Irza Mohon Tunggu... Petani - Hanya petani biasa

#Minangkabau , #PUNK

Selanjutnya

Tutup

Nature

92 Tahun Cagar Alam Batang Palupuh

3 Januari 2023   23:02 Diperbarui: 3 Januari 2023   23:03 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

92 tahun lalu cagar alam batang palupuh di nagari koto rantang kecamatan Palupuh kabupaten Agam ditetapkan sebagai cagar alam oleh pemerintah Hindia Belanda melalui  Gubernur Besluit No. 3 STBL No. 402 pada 14 November 1930.

Rafflesia pertama kali ditemukan dilokasi ini pada tahun 1928, 110 tahun setelah ditemukannya rafflesia pertama kali di Bengkulu 1818.
Latar belakang penunjukan kawasan ini sebagai cagar alam karena keberadaan jenis Bunga Padma Raksasa (Raflesia arnoldii) yang banyak terdapat di dalam dan disekitar kawasan.

Pada tahun 1929 pemerintah Hindia Belanda melakukan pemancangan batas kawasan Cagar Alam Batang Palupuh sepanjang 0,837 km. Kawasan tersebut terdiri dari 0,221 km yang merupakan batas fungsi hutan lindung dan 0,616 km batas luar yang berbatasan dengan areal penggunaan lain. Dan untuk menandakan batas kawasan dilengkapi dengan pagar kawat berduri. Saat ini  kondisi pagar pembatas kawasan ini sudah rusak, namun untuk bekas pancang, tiang dan kawatnya masih bisa terlihat.

Dari tahun 1932 kawasan Cagar alam Batang Palupuh sudah mulai banyak dikunjungi wisatawan. Rata-rata pengunjung adalah peneliti dan pejabat pemerintah Hindia Belanda kala itu. Hingga masa pendudukan Jepang cagar alam batang palupuh tetap menjadi tempat kunjungan edukasi bagi pemerhati dan peneliti rafflesia. Dengan kondisi tersebut membuat warga batang palupuh sudah terbiasa dengan orang asing yang berkunjung ke cagar alam batang palupuh.

Selain banyaknya individu bunga rafflesia di cagar alam batang palupuh juga ditemukan individu individu lain seperti bunga rhizanthes dan bunga bangkai yang selalu mekar sempurna setiap tahunnya. Bunga-bunga langka dan dilindungi tersebut itu tumbuh subur saling berdekatan didalam hutan yang rindang.

Menurut data BKSDA SUMBAR, cagar alam batang palupuah memiliki luas areal seluas 3,4 hektar dengan 2 areal penyebaran bunga Rafflesia arnoldi dengan luas yang berbeda, 1,3 hektar untuk areal yang terdapat Rafflesia sp dan dan 2,1 hektar areal non Rafflesia. Dengan total luas kawasan cagar batang Palupuh adalah 3,4 hektar.

Dalam kawasan cagar alam juga hidup berbagai jenis flora dan fauna yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan Rafflesia Arnoldii. Hal itu dapat dilihat pada areal yang terdapat Rafflesia ditumbuhi oleh flora jenis daun jilat (Villebrunea rubenscens), tumbuhan pirdot (Sauraia vulcanica), jenis kayu Bangkal (Nauclea purpurascens), jelatang (Clonea sigun), durian tupai (Commersonia batramia), udu (Litsea velutina), tumbuhan pemanjat/liana jenis Tetrastigma sp, dan jenis endo parasit Rafflesia arnoldi.

Pada areal non Rafflesia juga ditumbuhi oleh jenis daun pirdot (Villebrunea rubescens), udu (Litsea
vilutina), dan kayu bangkal (Nauclea purpurascens), terdapat juga surian (Toona sureni),  pada bagian pancang atau pada tingkat sapling terdapat jenis kopi robusta (Cofea robusta) yang menyebar dari lahan masyarakat sekitar kawasan cagar alam.

Untuk fauna yang ada di dalam kawasan cagar alam batang palupuh ada yang bersifat
menetap dan ada pula yang tidak menetap.  diantara jenis-jenis tersebut berhubungan dengan kehidupan Rafflesia Arnoldii.

Jenis fauna yang secara langsung terlihat adalah serangga yang sering mengunjungi bunga Rafflesia Arnoldii saat mekar. Jenis serangga yang banyak mengunjungi adalah anggota famili Calliphoridae, Sarcophagidae, dan Muscidae dengan jenis-jenis, seperti lalat hijau (Luciliasp), lalat biru (Protocalliphora sp), lalat becak (Sarcophaga
sp), dan lalat buah (Drosophila sp). Selain lalat juga ada jenis tupai tanah (Tupaia glis) yang sering memakan kuncup bunga Rafflesia arnoldii.

Jenis-jenis lain yang sering ditemui dalam kawasan adalah babi hutan (Sus scrofa), tapir (Tapirus indicus), kijang (Muntiacus muncak), Siamang (Hyllobates syndactylus), simpai (Presbytis cristata), tupai dahan (Sciurus notatus), Kera (Maccaca fascicularis), tikus buluh (Chiropodimys sp), tikus tanah (Rhizomys sumatraensis), Bengkarung (Mubaya multifasciata), dan musang (Paradoxorus hermaphroditus).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun