Mohon tunggu...
Pendidikan

Plagiarisme dan Pelajar Zaman Now

14 Februari 2019   06:00 Diperbarui: 14 Februari 2019   05:58 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelajar zaman now atau pelajar zaman sekarang sangatlah akrab dengan tugas-tugas sekolah yang bersinggungan langsung dengan internet. Bayak tugas yang diberikan oleh guru yang mengharuskan mereka mengakses internet. Diantara tugas-tugas tersebut adalah adanya tugas untuk mengumpulkan sebuah karya sastra. Tugas yang seharusnya dikerjakan mandiri oleh pelajar tersebut, terkadang justru para pelajar mencari jalan pintas dengan mencari dan meng-copy-nya melalui internet. Tentunya melalui layanan mesin pencarian atau search engine yang sangat banyak ditawarkan kepada netizen. 

Kegiatan meng-copy atau menduplikat karya orang pada dasarnya diperbolehkan. Namun, kesalahan yang menjamur dikalangan pelajar adalah mereka menghilangkang nama pencipta asli karya tersebut dan menggantinya dengan nama mereka sendiri. Sehingga masalah hukum dapat timbul dari hal tersebut. Karena melanggar UU (Undang-Undang) tentang hak cipta. Para pelajar di Indonesia belum menyadari tentang dampak hukum dari kegiatan plagiarisme tersebut. Padahal selain dampak hukum, kegiatan atau perilaku plagiarisme juga dapat merusak nilai-nilai karakter para pelajar di Indonesia.

Perilaku plagirisme bahkan tidak hanya dilakukan oleh para pelajar. Namun, sudah dilakukan oleh para mahasiswa. Dibeberapa universitas di Indonesia bahkan ditemui praktek jual beli baik berupa skripsi, tesis mapun disertasi yang terbukti itu adalah hasil dari jiplakan atau plagiarisme. Dalam kasus tersebut banyak pejabat juga melakukanya demi mendapatkan ijazah secara instan. Baik untuk kepentingan kenaikan pangkat dan jabatan maupun untuk kepentingan lainya yang berkaitan dengan ijazah.

Plagiarisme harus menjadi musuh kita bersama. Karena dengan menjadikan plagiarisme sebagai musuh kita, maka kita akan semakin manjauhi perilaku plagiarisme yang tidak bertanggung jawab. Dengan begitu kita menjadi bangsa yang bermartabat dimata dunia interansional dengan menghormati dan menghargai hasil karya orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun