Mohon tunggu...
Burhanuddin Nur Robbani
Burhanuddin Nur Robbani Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Kalijaga 22107030114

menulis, membaca, menghayati

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Benteng Vredeburg: Museum dan Saksi Bisu Era Kolonial

10 Juni 2023   18:40 Diperbarui: 10 Juni 2023   18:43 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo sahabat kompasiana, apakah anda pecinta sejarah? jika anda seorang pecinta sejarah, maka anda wajib mengunjungi tempat yang satu ini. Yaitu "Benteng Vredeburg". Terletak persis di sebelah titik nol kilometer Yogyakarta, area wisata malioboro sebelah selatan. Tepatnya di jalan Margomulyo nomor 6, Ngupasan Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta. 

Hari ini, Sabtu 10 Juni 2023 saya berkunjung ke benteng vredeburg untuk refeshing, berwisata, napak tilas sejarah, juga meliput benteng ini untuk artikel kompasiana. Saya berkunjung pada siang hari tepatnya pukul 12.00 WIB.

Dengan membeli tiket masuk seharaga Rp.3000, anda bisa masuk kedalam benteng vredeburg dan melihat diorama-diorama juga benda peninggalan era kolonial yang menjadi saksi bisu perjalanan kemerdekaan Indonesia dari era penjajahan hingga lika-liku bangsa Indonesia dalam menghadapi permasalahan internal dan eksternal dimasa itu. 

Harga tiket masuk pun bervariasi. mulai dari Rp.2000 untuk anak-anak, Rp.3000 untuk orang dewasa, dan Rp.10.000 untuk wisatawan/turis asing. Sangat terjangkau bukan? 

Di halaman depan, anda bisa melihat lebih dekat monunen serangan umum 1 Maret yang terletak di area halaman benteng vredeburg sebelah selatan. Di halaman sebelah utara, disana terdapat taman yang rindang dengan lokomotif tua di tengah-tengah taman. 

sumber: dokpri
sumber: dokpri

Sebelum memasuki area benteng, didepan pintu masuk di bangun semacam parit yang membentang mengelilingi benteng tersebut, sehingga kita harus menyeberang melalui jembatan kecil yang terletak tepat didepan pintu masuk benteng vredeburg untuk masuk kedalam benteng. 

Sesampainya didalam benteng, kita akan disuguhi keindahan arsitektur nuansa belanda  estetik ala bangunan eropa tua yang akan membuat anda merasakan vibes kolonial, membuat anda seolah-olah berada di masa itu. 

sumber: dokpri
sumber: dokpri

Pada tahun 1760, atas permintaan belanda, sultan hamengkubuwono 1 membangun sebuah benteng yang sangat sederhana berbentuk bujur sangkar. Di ke empat sudutnya diberi sebuah menara penjagaan. Penyempurnaan bangunan dilakukan dalam dua tahap yaitu pada tahun 1765 dan 1767. Setelah selesai pembangunan, benteng ini diberi nama "Rustenburg" yang berarti benteng peristirahatan. Pada tahun 1867, di Yogyakarta terjadi gempa bumi yang dahsyat sehingga merobohkan sebagian besar bangunan benteng rustenburg. Pasca renovasi/perbaikan bangunan, benteng rustenburg berganti nama menjadi "Vredeburg" yang berarti benteng perdamaian. Nama ini diambil sebagai manifestasi hubungan antara pemerintahan belanda dan kasultanan Yogyakarta yang pada saat itu tidak saling serang. Sejalan dengan perkembangan politik dimasa itu, benteng vredeburg pun berkali-kali berganti kepemilikan dan fungsi bangunan. Bahkan benteng vredeburg juga sempat dijadikan markas tentara Jepang setelah kekalahan belanda atas Jepang di tahun 1932.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun