Mohon tunggu...
Burhan Sanjaya
Burhan Sanjaya Mohon Tunggu... Freelancer - pecinta kuliner nusantara

instagram : @burhan_wicaksana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebenarnya Alif Sayang Ayah

26 Oktober 2020   16:34 Diperbarui: 26 Oktober 2020   16:50 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
property by lovepik.com

Tumbuh besar dalam keadaan keluarga broken home memang berat sekali bagi Alif. Ayah dan ibundanya bercerai ketika Alif masih sangat kecil, dan Alif masih sangat membutuhkan kasih sayang dari seorang ayah. Alif si gadis kecil, hanya bisa menangis di gendongan sang ibu ketika harus melihat ayahnya sudah tidak satu rumah lagi dengan Alif. Dan kedua kakaknya juga tampak sangat sedih karena harus berpisah dengan sang ayah.

Hari demi hari silih berganti menjadi bulan, bulan demi bulan silih berganti menjadi tahun. Dan tahun demi tahun tetap Alif jalani tanpa kehadiran sosok sang ayah.  Sang ibunda bagi Alif adalah sosok yang sangat berjasa bagi Alif dan kedua kakaknya. Dia membesarkan dan membiayai sekolah Alif dan kedua kakaknya seorang diri. 

Terkadang Alif si gadis kecil ini berpikir, kenapa ayahnya tidak pernah datang kepada Alif dan kakak-kakaknya. Dimana letak tanggung jawab seorang ayah yang seharusnya merawat, membesarkan dan memberikan pendidikan kepada kami. Terutama kepada si Alif, dimana dulu sang ayah sangat menginginkan anak perempuan seperti apa yang telah di ceritakan oleh sang ibunda.

Sekarang Alif si gadis kecil sudah tumbuh dewasa, dan dia juga sudah mempunyai usaha bakso sendiri. Dari hasil usahanya Alif sudah bisa membuatkan rumah yang layak untuk sang ibunda. Apa yang telah terjadi kepada kedua orang tuanya dan apa yang telah Alif rasakan sewaktu kecil, menjadikan ini semua sebagai pelajaran hidup yang sangat berharga bagi Alif. bagaimana sebuah perceraian itu yang menjadi korban adalah kami para anak-anak. Dan semoga apa yang Alif alami jangan sampai terulang lagi kepada anak dan cucu-cucunya nanti.

Sebenarnya di relung hati yang paling dalam Alif sangat merindukan sang ayah. Walaupun dari kecil alif tidak pernah di perhatikan oleh sosok seorang ayah, Alif berharap suatu saat bisa bertemu dengan sang ayah, dan berharap suatu saat ayahnya berubah dan kembali bersama lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun