JAKARTA - Temuan beras plastik juga menghebohkan warga Kampung Jatimulya I RT/02 RW 01 Kelurahan Mekarjati, Kecamatan Karawang Barat, Jabar. Warga menemukan beras berciri-cirinya sama dengan informasi yang diterima dari media massa. Hal menghebohkan beras yang diduga sintetis itu ditemukan pada kemasan raskin berasal dari Bulog. Beras plastik diduga dioplos dengan beras asli. Beras plastik membahayakan ini pertama ditemukan oleh warga bernama Juju saat akan menanak beras raskin. Dia curiga dengan bentuk, warna, dan tekstur beras berbeda dengan yang biasa dikonsumsi. Kemudian dia melaporkan kepada sang suami, Tatang. Ternyata apa yang dialami Juju tidak sendirian. Tetangganya, Yeni, juga menemukan keresahan sama. Bentuk beras plastik tersebut agak kotak tidak seperti beras alami yang lonjong pipih. Warnanya lebih bening dibandingkan beras alami, sementara aromanya tak ada alias hambar. Padahal beras aromanya khas. Selain itu, beras sintetis saat dibakar menyala serta meleleh seperti plastik. Sementara staf Kelurahan Mekarjati Tanto Gunawan menginformasikan beras raskin yang diduga dioplos beras plastik merupakan jatah beras yang di bagikan untuk bulan Mei. VIVA.co.id - Beras palsu berbahan sintetis alias plastik akhirnya memakan korban. Di Depok Jawa Barat, satu keluarga mengalami keracunan yang diduga karena mengkonsumsi beras palsu tersebut. Korban adalah Naiman (55) dan keluarganya, warga Jalan Inpres RT 3 RW 2 Kelurahan Ratujaya, Kecamatan Cipayung, Depok. Menurutnya, beras plastik itu diperoleh dari penghuni di komplek perumahan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Naiman bersama Nurman temannya, setiap bulan memang mendapat jatah beras dari urunan warga komplek. Mereka masing-masing mendapat jatah 6 liter karena bekerja sebagai petugas kebersihan. "Beras itu saya dapat Sabtu. Kemudian dimasak istri saya. Tadinya kami enggak curiga, tapi usai makan beras itu sekeluarga lemas, kepala pusing dan mual. Anak saya muntah-muntah," katanya saat ditemui di kediamannya, Senin 25 Mei 2015. Rasa lemas, mual dan pusing yang disertai muntah-muntah tak hanya dirasakan Naiman, anak dan istrinya pun merasakan hal yang sama. Panik, Naiman pun sempat berobat ke dokter. "Saya baru tahu kalau ada beras plastik. Tadinya enggak tahu, karena lapar. Nah bener aja, pas kita bakar berasnya bau plastik asapnya. Kalau dikunyah kenyal kaya kurang matang. Sebagian sisa beras itu sudah saya buang kasih ayam," katanya. Selama mendapatkan jatah beras berpuluh-puluh tahun, baru kali ini Naiman dan keluarga keracunan. "Tiga hari badan kita lemas, bawannya mual ingin muntah tapi keluarnya air. Mudah-mudahan beras kaya gini enggak beredar lagi," ujar Sarifah, istri Naiman.
Bocah Korban Beras Plastik Dilarikan ke RS Sari Mutiara Medan
BS,bocah korban beras plastik dirawat intensif di RS Sari Mutiara Medan. (medansatu.com/suheri) Medan – Bocah 10 tahun, BS, warga Jalan Setia Budi, Kecamatan Medan Sunggal, korban peredaran beras plastik dilarikan ke RS Sari Mutiara, Jalan Kapten Muslim, Minggu (24/5/2015), setelah beberapa hari dirawat di rumah. BS diketahui mengalami mual-mual dan muntah. Setelah dibawa ibunya, Suryani, ke puskesmas, siswi kelas IV SD tersebut didiagnosa mengalami pembengkakan lambung. Karena kondisinya makin parah, ia lalu dibawa ke RS Sari Mutiara. Ibunya menduga BS jatuh sakit setelah selama sepekan mengkonsumsi beras plastik. Beras tersebut dibeli ibunya di pasar. Setelah anaknya jatuh sakit, Suryani lalu mencurigai beras yang dibelinya. Beras tersebut memiliki ciri-ciri beras plastik sebagaimana yang disebutkan di mass media. TERUS PEMIMPIN KITA BILANG INI BUKAN MASALAH??? 1. Presiden Jokowi Bilang....Masalah Beras Plastik jangan dibesar besarkan! 2. Wakil Presiden JK Bilang...Masalah Beras Plastik ..Itu bukan masalah besar buat rakyat! Nasional
Mencengangkan! Inilah Hasil Uji Laboratorium Beras Plastik
Jum'at, 22 Mei 2015 , 06:37:00
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi (kanan) menunjukkan sampel beras bercampur bahan plastik saat memberikan keterangan pers di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/5). Foto: Imam Husein/Jawa Pos
JAKARTA - Pengujian laboratorium Sucofindo terhadap beras plastik yang beredar di Bekasi sudah selesai.
Hasilnya, memang terdapat senyawa kimia polyvinyl chloride yang biasa digunakan dalam pembuatan pipa PVC dan kabel listrik. Kandungan yang sama juga pernah ditemukan di krupuk dan gorengan. "Kita menerima dua sampel yang dibawa Pemkot Bekasi masing-masing 250 gram untuk dilakukan uji laboratorium mengenai apa saja bahan yang ada di dalam beras tersebut. Dalam proses itu kami hanya mengidentifikasi ada atau tidaknya kandungan yang tidak boleh ada dalam produk pangan," ujar Kepala Bagian Pengujian Laboratorium Sucofindo, Adizam ZN kemarin (21/5). Sucofindo lantas melakukan screening dengan menggunakan alat spectrum infrared untuk melihat senyawa yang dicurigai. Berdasar tes tersebut ditemukan beras itu mengandung bahan pelentur plastik (plastiser) agar mudah dibentuk seperti Benzyl Butyl Phtalate (BBT), Bis 2-ethylhexyl Phtalate (DEHP) dan Diisononyl Phtalate (DNIP)."Ini tiga senyawa yang sudah dilarang di dunia internasional," lanjutnya. Presiden dan Wakil Presiden bilang ini tidak masalah??? Wah Pemimpin ini parah banget, benar benar tidak mencari solusi dalam memberikan perlindungan kepada rakyatnya. Kerjanya hanya cari aman dan pencitraan. Kalau sudah begini, apa yang diharapkan lagi dari Pemimpin seperti ini? Segera ambil tindakan! Tolak Bahan makanan Import dari Cina sebagai pemasok barang haram tersebut! Ini skenario yang terencana dan sistematis, jangan dianggap sebelah mata. hanya timggal menunggu waktu rakyat kita akan terkena penyakit yang bisa mematikan. Waspadalah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H