Mohon tunggu...
Arif Burhan
Arif Burhan Mohon Tunggu... profesional -

Aku adalah ....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Penerimaan

9 Februari 2015   09:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:34 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena dukaku terseret dukamu
Terusir sunyi dan sepi
Malam hitam setelah hujan
Tujuan tak kunjung ditemukan
Kita masih meniduri perempatan
Bahumu kujadikan sandaran

Kita terlahir sendiri-sendiri
Nasib membawamu padaku
Hatiku selebar samudera
Kita meratapi kolong-kolong
Meresapi kendaraan sombong

Orang-orang melewatkan orang lain
Padahal kesempatan terlewat tak selalu sempat
Aku menerimamu dalam tawa lambat

/Sltg./

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun