Badan Eksekutif Mashsiswa (BEM) Fakultas Ekonomi Islam (FESI) mengadakan seminar “Memperkuat Kedaulatan Energi Migas Nasional Bebasis Local” di aula PGRI NTB, 30/10/14. Seminar ini juga terlaksana berkat kerjasama BEM dengan JP2E (Jaringan Pemuda Peduli Energi), jelas Yakub selaku ketua BEM FESI pada saat sambutan.
Yakup juga melaporkan bahwa seminar yang juga dirangkaikan dengan pelatihan jurnalistik kali ini telah mampu menarik minat ratusan Mahasiswa dari berbagai kampus yang memiliki latar belakang, prodi akademik yang berbeda-beda.
Semntara itu Samasul Hadi, ketua JP2E menyebutkan terkait pembahasan seminar kali ini, kata dia "seminar-seminar seperti ini masihlah relevan bagi teman-teman Mahasiswa, sebab dengan melihat momentum sekarang ini masih dalam nuansa peringatan Hari Sumpah Pemuda" .
Terkait dengan seminar ini, Samsul juga berterimakasih kepada seluruh komponen yang membantu proses pelaksaannya, terutama Kementrian terkait. Sebab kerjasama semacam ini adalah sesuatu yang bermanfaat bagi pemuda-pemuda yang ada di Nusa Tenggara Barat. Dan kedepan, Samsul Hadi menyarankan sekaligus berharap agar seminar-semiar seperti ini harus berkelanjutan, mengingat letak georafis daerah NTB berpotensi guna mengembangkan energi dan migas, tegas Samsul Hadi.
Dalam seminar kali ini hadir juga Dekan FSEI, Amir (panggilan akrab) Dekan II FSEI IAIN mataram, bapak Rudianto Rimbono. Selain itu hadir jug ketua umum Pusat JP2E Muhammad Reza dan Sekjennya Haris Sumirat Nugraga.
Kehadiran semua pihak yang telah disebutkan diatas mendapat sambutan baik dari pihak kampus IAIN Mataram. Adalah Dekan II Fakultas setempat, Amir yang kemudian merasa selaku bapak dari sejumlah Mahasiswa di IAIN ini berharap agar Mahasiswa serius mengikuti seminar ini, sebab menurut dia semiar-seminar seperti ini adalah sebuah ajang “penggodokan” bagi pemuda/ Mahasiswa, terlebih seminar ini juga dirangkaikan dengan adanya pelatihan jurnalistik. Jelas Amir dalam sambutannya.
Selanjutnya disebutkan disini bahwa terkait potensi-potensi daerah yang ada di NTB, khususnya NTB memiliki sejumlah titik tambang, dan karenanya seminar ini membahas soal energi migas, maka Amir juga menekankan kepada seluruh Mahasiswa, dimana "Mahasiswa harus mempertahankan idealismenya selaku Mahasiswa, selain itu mahasiswa harus kritis, sehingga apa yang menjadi tujuan seminar kali dapat dipahami oleh seluruh peserta". Jelas Dr. Amir azis, M.Ag pada saat membuka acara seminar tersebut.
Sesi seminar pun dimulai, dipandu oleh seorang moderator, Haris (panggilan Akrab). Sebelum seminar dimulai, Haris memperkenalkan Narasumber kepada seluruh peserta yang hadir.
Diantara narasumber, yakni dari Kementriaan ESDM, Bambang, Pengamat Muda ϑi bidang Energi Migas asal NTT: Akbar Jadi, dan ada bapak Rudianto Rimbono (Skmigas)
Pak Rudiantomenyebutkan Salah satu isu global terakhir ini adalah soal energi migas, Dia menyebutkan dalam hal ini, maka Negara Indonesia adalah salah satu Negara yang dijadikan objek, menjadi focus perhatian dunia pada saat sekarang ini, terutama di bidang energi dan migas.
Lanjuta dia, atas dasar tersebut kemudian masyarakat Indonesia harus peduli atas semua potensi-potensi yang dimiliki bangsanya. Rudi juga menyebutkan, Potensi berupa energi migas Indonesia yang cukup tinggi sekarang ini, menurut dia harus benar-benar dijaga oleh seluruh lapisan masyarakat di dalamnya, terlebih Rudi menaruh harapan kepada pemuda dan mahasiswa di NTB.
Sementara Bambang (kementran ESDM) menilai acara seminar ini sangat menarik, menurut dia, “setidaknya seminar ini nantinya memenuhi targetan-targetan yang telah ditentukan oleh panitia, maka bambang kali ini berharap agar peserta yang terdiri dari mahasiswa di Mataram ini selalu proaktif dalam setiap seminar. Menurut pak Bambang "Mahasiswa harus kritis untuk memahami materi terkait soal energi dan migas, sebab tanpa adanya keinginan kita semua, terutama Mahasiswa untuk mengkaji soal energi migas, maka hal ini juga akan menjadi penyebab utama industri energi migas kita kedepannya akan mengalami penurunan, lanjut dia bahwa setiaknya Mahasiswa tertarik untuk mengikuti seminar-seminar seperti ini,sehingga kedepan teman-teman tidak asing bicara soal materi-materi seperti ini”, harapan pak bambang tersampaikan dalam seminar peduli energi migas di mataram 30/10/14.
Sementara Viken madrid (pengamat seminar energi migas) NTB dan NTT juga tak kalah menarik dalam menyampaikan materi yang diberikan panitia. Dimana viken menyebutkan kekayaan Indonesia di bidang energi dan gas bumi selama ini akan bahaya jika tidak dikelola dengan baik kedepannya. Menurut viken Madrid, kementrian yang menaungi soal energi migas harus melakukan kerja sistematis dan sentralistik ke masing-masing daerah, termasuk ke daerah NTB.
Menurut viken, hal di atas harus dilakukan oleh kementrian, sebab menurut viken di beberapa titik dari letak geogrfis di NTB yang juga banyak menyimpan gas bumi, dia menyebutkan berdasarkan penilitiannya bahwa banyak titik-titik georafis yang berpotensi di NTB banyak menyimpan kekayaan Gas bumi. Selanjutnya viken menyebutkan keberadaan PT NNT, kemudian beberapa objek pertambangan di wilayah Lombok Barat, Lombok Timur dan juga Lombok tengah, bahkan sejumlah tambang yang ada di bima. Menurut viken kesemua objek-objek yang dianggap berpotensi oleh masyarakat NTB sendiri harus dikelola dengan baik oleh pemerintah. “Bicara soal pemerintah tentu bicara soal kementrian yang menaungi soal energi migas”. Jelas pemateri teakhir ini.
Semua titik-titik georafis yang sudah dianggap ssebagai objek dimana terdapat gas bumi yang terdapat di NTB sangat membutuhkan kekuatan diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah. Pengelolaan Gas bumi kita harus dikelola oleh SDM yang ada, setiaknya SDM yang akan mengelola Gas bumi kita adalah orang kita sendiri. Mengapa koorporasi asing saat ini selalu menguasai bumi kita Indonesia, termasuk isi-isi nya..?, salah satu faktornya menurut vikan adalah kurangnya kemampuan pememrintah dalam melakukan upaya diplomasi dengan pihak-pihak luar, akibatnya adalah hampir semua potensi daerah kita sekarang ini hanya menguntungkan pihak luar, orang-orang pribumi jadi korban. Jelasnya.
Viken juga mencoba mengajak Mahasiswa untuk berpikir kembali soal bagaimana mental masyarakat yang selama ini sudah bergantung terhadap energi migas. “Makan saja masyarakat sudah bergatung sama Gas, dan sejenis energi lainnya.
Atas dasar situasi tersebut kemudian viken mengajak mahasiswa untuk brpikir progresif, kritis, dan kedepan kita semua berharap untuk bisa terjuan mengawal serta menjaga potensi-potesni daerah yang ada saat ini, sebab mengingat pada tahun 2015 akan ada Globalisasi Ekonomi Asean yang mau tidak mau, siap ataupun tidak siap menuntut kita harus bisa dan mampu beradaptasi di bidang ekonomi, terlepas apapun latar belakang kita dilihat secara akademik. (burex)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H