Catatan Harian Wartawan Magang
Rabu, tugas yang harus diemban siang ini adalah lapoaran tentang petani cabe. TKP yang harus dikunjungi adalah kecamatan Wongsorejo, sebuah kawasan notokjedog di timur laut Kabupaten Banyuwangi. satu hal yang jelas, mayoritas penduduknya adalah Madura- sebuah kekayaan bangsa Indonesia. Madura merupakan suku yang membuat pikiranku memasang kata LUCU di dalam neuron otak.
09.00 WIB
Saat itu aku telah di TKP, semakin aku sadari kalau orang Madura paling nasionalis. Ya, bahasa Indonesia terucap dari mulut petani tua. Dan aku juga baru menyadari, ketika bahasa Indonesia menanyakan bahasa Indonesia.
“Usia itu apa dik?”, pertanyaan dengan bahasa Indonesia EYD dilontarkan kepadaku.
Padahal sebelumnya aku ngobrol ngalor ngidul memakai bahasa Indonesia dengan ibu itu, namun obrolan sedikit tersendat saat aku bertanya,” Usia ibu berapa?”.
Tak wajib bagiku untuk menduga-duga. Kira-kira apa yang dipikirkan ibu itu saat kata Usia dia dengar.
11 jam sebelum tragedi USIA
TKP taman sritanjung. Mungkin inilah yang disebut kebetulan bukan kebenaran. Sesaat setelah mengakhiri obrolan dengan teman-teman BNPB dari luar kota (kebetulan sedang ada gelar relawan nasional di GOR bwi). Beberapa ABG ribut, para anak ababil yang sering over protektif dengan Helm-nya ini ternyata tengan mengalami apes. Motornya hilang. Masjid Agung yang bersebelahan dengan TKP tidak membuat para syetan malu. Simbol tuhan itu tak menjadikan otak pencuri ingat adanya malaikat pencatat amal. Hehehe. Sebagai wartawan magang tentu ini rejeki, bermodal bloknote dengan logo perusahaan anak ibu ini PD setengah badan. Singkat cerita, aku dapat berita di luar tugas.
1 jam setelah tragedi Sritanjung
Mobil SUV warna orange melaju cepat, menembus dinginnya malam kota gandrung. Sesekali terdengar presentasi mengenai wisata tanah blambangan dari mulutku. Hehehe. Malam itu pula aku menjadi duta wisata supranatural, #ParanormalHunting.
Ternyata pesona keindahan alam Banyuwangi sama besarnya dengan pamor perNeotic-an. Aku dipercaya untuk menjadi penunjuk jalan menuju tempat orang pintar. Ya tuhan…. Tunjukkan kepadaku jalan yang nikmat…………..
Jam J
Ruang Redaksi dipenuhi orang-orang kreatif,(semoga mereka setuju dengan kalimat ini, agar aku juga dapat tag kreatif juga, heee). Semuanya asyik melakukan finishing terhadap tugasnya. Termasuk aku dan temanku, sedikit cerita tentang temanku ini. Dia juga orang Madura- kelompok manusia yang selalu baik kepada tamu. Dan dia jugalah yang menguji pernyataanku di surat lamaran.
Di surat itu tertulis “ saya dapat bekerja perseorangan maupun TIM”. Aku harus bisa dan mau melakukan kerjasama selama itu kepentingan kantor. Dan akhirnya,,,, hati besar, jiwa besarku diuji. Sang teman yang baik hati itu kebetulan mengambil foto dengan HP nya, HPnya tak memiliki memori eksternal. HP nya tak dilengkapi Kabel Data. Akhirnya, untuk memasukkan foto ke komputer, dia akan mengirim ke HP ku terlebih dahulu. Lalu HP ku dibongkar, ambil memori, masukkan card reader lalu colokkin ke USB PC, sebuah proses yang sangat panjang. Dan coba bayangkan sebentar ketika file yang dikirim tadi lupa dikasih nama. Hanya ada dua kata, ULANGI LAGI,
Oh my Goat……!!!!
Senyum itu ibadah, menipu itu dosa
0310'13 besides Mr. Aif, Man of Black T-shrit
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI