Mohon tunggu...
Shulhan Hadi
Shulhan Hadi Mohon Tunggu... -

suka membaca, paling suka kalau tulisannya dibaca orang

Selanjutnya

Tutup

Money

Foto Mantenan, Sebuah Hal Kecil yang Terabaikan

26 Oktober 2013   16:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:00 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Mengintip Pemahaman Foto di Kalangan Masyarakat Desa

Dokumentasi kini menjadi sesuati yang sangat mudah dilakukan. Tidak seperti beberapa dekade lalu, dimana keberadaan sebuah kamera masih menjadi barang mewah di kalangan masyarakat. Kini, hampir semua masyarakat bisa melakukan dokumentasi. Kamera kini tidak lagi menjadi barang mewah yang hanya dimiliki kalangan berduit tebal.

Terlepas dari kualitasnya, kini setiap orang yang memiliki HP dipastikan juga memiliki kamera. Meski kualitasnya yang biasa, setidaknya kamera yang ada di sebuah HP bisa digunakan untuk mengabadikan gambar wajah seseorang.

Tren di masyarakat pun kini mulai melirik ke fotografi, baik sebagai penikmat, pelaku usaha taua konsumen dalam bentuk apa pun. Dulu, jika ada hajatan nikahan. Biasanya seorang fotografer akan bertugas saat proses akad pernikahan dan saat memepelai sudah dirias bak raja, biasanya kerabat akan berfoto bersama-sama. Itu dulu, saat teknologi kamera masih agak mahal dan belum banyaknya fotografer seperti sekarang.

Sekarang ini, dengan banyaknya model dan harga kamera yang cukup terjangkau sangat mudah untuk melakukan sesi pemotretan. Tidak jarang, proses itu dilakukan salah satu keluarga tanpa harus menyewa tukang foto. Namun, jika dicermati sepertinya ada yang masih kurang si (pendapat saya). Terutama dalam kebiasaan pemotretan di desa-desa.

1.Pre Wedding

Pada sesi ini, banyak sekali yang pasangan yang memakai konsep ala tuan putri dari negeri impian. Gaun panjang, menor-menor dan sang pria memakai jas safari lengkap dengan dasi, ge opo to kang.. kang..?

Padahal (ini menurut saya) foto pre wedding itu digunakan untuk mengabadikan momen sebelum pernikahan. Di sini kesan natural sangat ditonjolkan. Mulai dari setting tempat waktu dan pakaian yang dikenakan. Juga alur cerita yang tidak boleh terlewatkan. [Tapi manusia berkata lain]

2.Ketika Pesta Pernikahan

Secara umum, pesta pernikahan di desa dimulai di rumah pengantin perempuan. Saat yang menjadi unforgettable moment adalah saat rombongan pengantin pria datang ke rumah pengantin perempuan. Biasanya, setelah proses akad nikah selesai dilanjutkan dengan resepsi pernikahan atau lazim dikenal dengan walimahan.

Lha, sering saya melihat fotografer itu hanya doing nothing saat walimahan sedang berlangsung. Usul saya kepada fotografer, diperintah ga diperintah ada baiknya jika momen itu dijeprat-jepret. Eman-eman, apalagi kalau sampai MC terpeleset (seperti saya saat itu) namun tidak terekam. Hehehe

Ususl kepada tuan rumah, saat menyewa jasa fotografer, mbok ya sekalian bilang aja setiap detik momen dijepret. Karena menurut saya. Akan sangat berguna jika fotografer itu jeli, termasuk mengambil secara diam-diam gambar beberapa peladen yang agak masuk siapa tau dari sana sang fotografer bisa mendapat jodoh (kalau masih lajang)

Karena saya sangat sering menyaksikan, pemotretan saat pernikahan hanya berdiri di depan papan kuade bersama keluarga besar. Tukang isah isah sangat amat jarang terfoto. Padahal itu tidak kalah menarik lo gan….. (mg1 | 261013 | after typing news|

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun