Demi masa,
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Semoga rasa sayang selalu mengalir kepada kita dan semua mahluk yang terkasihi.
Surat ini aku tujukan secara terbuka kepadamu, perempuan yang telah membuatku terpana.
Perempuan yang telah menyihir dan menggerakkan jemariku untuk menulis tentangnya, saat mulut ini usai mengucap dan telinga ini mendengar sebait puisi darinya menggema.
Perempuan yang telah menguatkan Setiap langkah untuk berdiri di atas puncak tertinggi
Sayang, banyak orang telah menghabiskan lusinan jam di depan komputernya. Hanya saling berolok-olok.
Mengubah deretan kalimat fakta menjadi sebuah fitnah, pun sebaliknya di antara mereka.
Tapi kali ini aku akan menceritakan apa yang aku rasakan atas dirimu. Aku merindukanmu. Aku merindukan senyum yang bisa merubah kegalauan sikap menjadi sebuah keyakinan.
Sayang, saat orang-orang berpikir tentang kebaikan di antara mereka. Hanya satu pilihan arti kata yang aku tawarkan kepadamu. Mencintai atau dicintai.
Aku berharap, dari rahimmu akan lahir generasi Indonesia yang cerdas nan bijak. Generasi pembawa kebijakan yang penuh kebajikan. Bukan bujuk rayu yang saat ini ramai menghantui setiap jengkal udara.
Sekian surat pertmaku di bulan ini untuk mu sayang, semoga engkau bahagia.
Salam,
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI