[caption id="attachment_341626" align="alignleft" width="1536" caption="Truk dump penuh muatan tanah urug melintas setiap kurang dari 5 menit"][/caption]
[caption id="attachment_341627" align="alignleft" width="1536" caption="Truk-truk besar melaju dengan kecepatan lebih dari 30 kpj"]
Maraknya penambangan tanah urug di Desa Somorejo mengakibatkan warga sepanjang jalan Krendetan-Somorejo, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo merasa terganggu. Jalan yang melalui RW.I, RW.III dan RW.II Desa Krendetan tersebut kini kotor dan berdebu.
Pasalnya lalu-lalang truk dump yang melintas setiap kurang dari 5 menit mengotori aspal dengan ceceran tanah urug yang diangkutnya dan menerbangkan debu. Lebar badan jalan yang hanya sekitar 3m dengan truk-truk besar yang melaju lebih dari 30kpj menyebabkan rawan kecelakaan. Hal tersebut berlangsung setiap hari dari jam 07.00 WIB - 17.00 WIB sehingga sangat mengganggu aktifitas warga.
Warga yang seharusnya mendapatkan kenyamanan dan keamanan saat melalui jalan tersebut kini harus was-was karena takut tertabrak atau terserempet truk dump. Saat jam berangkat dan pulang sekolah, jalan menjadi sangat rawan. Sebab pada ruas jalan penghubung desa tersebut terdapat SMP Negeri, SD Negeri dan Taman Kanak-Kanak yang pada jam-jam tersebut sangat ramai dengan aktifitas para pelajar saat berangkat dan pulang sekolah. Banyak yang berjalan kaki maupun bersepeda.
Arum Buntasri, seorang Ibu Rumah Tangga mengaku was-was saat jam pulang sekolah anaknya yang masih duduk di bangku TK. Bahkan anaknya yang masih berumur 4 bulan mengalami pilek hanya di siang hari ketika aktifitas truk-truk dump tersebut berlangsung. "Ini disebabkan debu yang beterbangan", tuturnya.
Saat pulang sekolah Frisza (6th) harus menempuh lebih kurang 600m dengan berjalan kaki dari sekolah menuju rumah. Rutinitas tersebut juga dilakukan oleh banyak anak-anak lainnya dan menjadi kekhawatiran bagi banyak orang tua.
Senada dengan Arum, Anwar Sanusi seorang pemilik warung juga mengeluh akibat barang dagangannya yang selalu kotor oleh debu. Ia harus rela menyirami jalan di depan rumahya setiap 1 jam agar debu tidak beterbangan saat truk lewat. Hal tersebut juga dialami oleh para memilik warung dan rumah yang berada di pinggir jalan.
Sejauh ini perwakilan dari masyarakat RW.II Desa Krendetan melalui ketua RW sudah melaporkan hal tersebut kepada Kepala Desa Krendetan namun belum mendapat tanggapan.
Warga mohon kepada Aparat terkait agar hal tersebut dapat ditertibkan sehingga warga dapat menikmati kembali suasana bersih, aman dan nyaman yang dulu dirasakan. Sudah lama warga hanya bisa mengeluh dan resah, karena bukan hanya kali ini saja. Tapi sudah terjadi juga tahun lalu dan tahun sebelumnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI