[caption id="attachment_157547" align="aligncenter" width="600" caption="gambar mobileseru.com"][/caption] Publik sudah tahu siapa pegemudi maut yang menelan kurban 9 orang tersebut, dan publik juga sudah tahu expresi Apriani meski telah begitu banyak kurban yang jatuh. Mungkin pengaruh narkoba mebuatnya mati rasa, dan tak pernah merasa berdosa. Hal ini serupa dengan para politisi [dewan, bekas dewan, relasi dewan, pejabat] kita yang tengah berjuang mati-matian utuk menghindari hukuman meski saksi-saksi dan barang bukti telah mengelilinginya. Wajah mereka tenang-tenang, senyam-senyum seakan lepas dari jeratan, seakan tidak pernah salah, tidak pernah melakukan. Apriani layak disejajarkan dengan mereka, anggap saja Apriani wakil yang mewakili kalangan politisi kita saat ini.
[caption id="attachment_157546" align="alignleft" width="298" caption="gambar kompas"]
Mari kita tunggu apa kilah orang-orang yang telah diberondong Yulianis.
Apakah kilah mereka masih khas seperti dulu?
- "Yulanis itu ngigau", dan rakyatpun tau yang tidur selama ini mereka
- "Yulianis fitnah", merekapun lupa bahwa selama ini yang tukang fitnah mereka
- "Yulianis munafek", kalau dengar kata-kata ini semua pasti tertawa karena merekalah yang munafek selama ini, bekerja atas nama rakyat namun minum darah rakyat
- "Yulianis mabuk", ini tambah ngaco karena mereka selama ini yang mabuk kekuasaan, mabuk materi
- dll
Ibarat main catur 'skakmat' maju tidak bisa, mundur tidak bisa, apakah yang mereka bisa?
Yang aneh lagi didetik-detik Yulianis memberikan kesaksian, para petinggi partai ramai-ramai kumpul-kumpul di daerah sejuk sana, apakah mungkin mereka sudah tahu akan hal ini sebelumnya??
Seperti biasa ilmu dari Apriani si pengemudi maut mereka gunakan, pura-pura tidak salah.
Tapi ada satu cara lagi untuk menghindar 'skakmat' yaitu berusaha akan main 'remise' dimana tidak ada maju dan tidak mundur alias 'diam', diam disini akan membuat aman dan permainan caturpun akan selesai tanpa ada keputusan.
Skakmat atau Remise
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H