Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

UN; UNtung-UNtungan

16 Mei 2011   02:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:37 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang nggak biasa pagi ini di Warung Kopinya Mbah Tekluk, puluhan anak sekolah SMU datang ikut nongkrong sambil ngopi.

"Buk... aku lulus...." salah seorang diantara terdengar menelpon ibunya. Yang kemudian disambut gelak tawa diantara mereka, karena jawaban ibu yang ditelepon, "Peneran......".

Mereka tertawa karena orang tua mereka acuh akan kelulusan anaknya, karena target orangtuanya cuma lulus SMU, nggak bakalan mau membiyayai lagi kalau melanjutkan kuliah.

Dengan lulusnya anak mereka berarti sudah berkurang beban mereka, untuk ukuran kota seperti Ponorogo bisa menyekolahkan anak sampai SLTA merupakan hal yang luar biasa, namun bila nggak mampu menyekolahkan sampai SLTA malu sama tetangga.

Kali ini pihak sekolah mengumumkan lewat internet, sekolah nggak mau ada keributan maupun keriuhan di sekolah.

Hal ini mungkin bisa untuk mengurai konsentrasi massa anak sekolah, sehingga perayaan yang diluar kendali bisa di minimalkan.

Namun namanya anak jaman sekarang kalau tradisi nggak dilakaukan jadi kurang abdol, corat-coret baju seragam, bergantian mereka saling membubuhkan tanda tangan, tak lupa 'mbak Rien" si penjual kopi ikutan membubuhkan tanda tangannya, iseng-iseng sambil promosi.

Sekarang-adalah sekarang, urusan nanti adalah urusan belakangan, mungkin itu yang di benak para lulusan.

Paling tidak sesaat mereka akan serasa lepas dari rutinitas dan target pembelajaran, gembira sesaat selagi bisa.

Sebentar lagi mereka akan menghadapi kejamnya hidup, mencari pekerjaan, mencari sekolah bagi yang mampu, terhenti rutinitas yang otomatis banyak pengangguran.

Adakah kesalahan di model pendidikan negara kita? atau memang orang kita lebih menyukai hal instan meski cuma sesaat?

Wakakakakakakaka siapapun Presidennya, siapapun Menterinya, apapun Partai yang melatar-belakangi tetap 'SAMA SAJA'

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun