[caption id="attachment_332565" align="aligncenter" width="600" caption="tari barong, pertempuran antara kebajikan dan kebatilan"][/caption]
Pada setiap tarian daerah atau adat pasti ada makna atau pesan yang ada didalamnya, begitu penjelasan I Made Wiriasa (saya lebih seneng menyebut Bli Kumis), karena kumisnya tipis diatas bibirnya yang murah senyum.
"Tari barong dan reyog itu intinya sama, pertarungan antara kebajikan dan kebatilan, dan selalu kebatilan kalah dengan kebajikan, namun di tarian barong antara kebajikan dan kebatilan sama-sama kuat dan abadi sepanjang jaman, dan ini yang membuat orang Bali selalu waspada dimana ada kebajikan pasti ada kebatilan, begitu sebaliknya" jelas Bli Kumis dalam perjalanan menuju Sanggar Uma Dewi tempat pementasan tari Barong.
[caption id="attachment_332584" align="aligncenter" width="600" caption="I Made Wiriasa (saya lebih seneng menyebut Bli Kumis)"]
"Untuk jelasnya mari kita turun dari kendaraan dan sama-sama kita saksikan pertunjukannya" Bli Kumis menutup pembicaraan dan segera turun dari kendaraan dan segera menuju bangunan besar dan kokoh tempat tari Barong dipentaskan.
[caption id="attachment_332564" align="aligncenter" width="600" caption="3 manusia bertopeng pengikut Rangda mengganggu kedamaian hutan"]
Kehidupan dalam hutan belantara terasa damai, hiduplah barong, kera dan makluk lainnya dalam hutan. Namun kedamaian itu tidak berlangsung lama dengan hadirnya 3 orang bertopeng yang menggabarkan sosok jahat, dan karena merasa terganggu kera-pun bertempur, dan kera berhasil memotong hidung salah satu diantara mereka. Ketiga orang ini adalah pengikut Rangda (tokoh jahat) bersama-sama pengikut Rangda lainnya sedang mencari dan mengganggu Dewi Kunti dan pengikutnya.
[caption id="attachment_332569" align="aligncenter" width="600" caption="Patih yang akan ditemui Dewi Kunti dan pengikutnya"]
[caption id="attachment_332567" align="aligncenter" width="600" caption="dengan kecantikan dan gemulai tubuhnya penari ini menggoda pengikut Dewi Kunti"]
Mulai dari wajah buruk rupa yang menyerupai babi hutan sampai penari cantik mengganggu dan menggoda Dewi Kunti dan pengikutnya yang sedang dalam perjalanan menemui patihnya. Godaan dari penari cantik ini bisa mempengaruhi sebagian pengikut Dewi Kunti, namun sebagian dari mereka teguh tidak tergoda dan terus melanjutkan perjalanan dengan Dewi Kunti. Namun Rangda dan pengikutnya terus menggangu Dewi Kunti dan akhirnya Dewi Kunti kalah dan atas kekalahannya dia harus menyerahkan anaknya yang bernama Sahadewa di kemudian hari.
[caption id="attachment_332570" align="aligncenter" width="600" caption="Dewi Kunti dan anaknya Sahadewa"]