Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Oh... Minten

23 Desember 2011   12:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:51 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Minten

Mungkin hanya orang yang bisa berbahasa Jawa yang mengerti arti tersebut. Atau orang yang suka belanja di pasar tradisional Jawa. Minten bisa berasal dari kata 'piro' yang artiya 'berapa' dan dikrama inggil-kan (bahasa lebih halus dalam bahasa Jawa) menjadi 'pinten' dan dijadikan kata tanya jamak yang berubah menjadi 'minten'yang diartikan 'berapaan'.

Namun di masyarakat Jawa kata tersebut sering di jadikan nama seorang perempuan. Seperti nama 'MINTEN'  dibawah ini.

Aku pekerja sosial di suatu yayasan yang disponsori negara asing yang peduli akan penyakit menular akibat sexual. Yayasan ini independen tanpa campur tangan pemerintah. Hari ini tanggal 22 Desember aku di tugaskan tempatku bekerja mendatangi Lokalisasi Kedung Banteng yang letaknya bagian barat kotaku.

Dengan surat perintah dari atasan, aku segera berangkat ke Lokalisasi, terus terang buta tempat begituan makanya aku mengajak Naryo temenku yang demenannya tempat begituan.

"Sudahlah Nar..... berangkat saja..... naik motor saja." begitu aku mengajak Naryo.

Sesampai di parkiran lokalisasi langsung memarkir motor, dan sengaja aku ndak membawa alat tulis namun pencatatan akan aku lakukan dengan ponsel biar nggak terlalu mencolok.

"Parkirnya 20 ribu mas... mbayarnya per gundul.." petugas parkir sambil menyerahkan kartu parkir.

"Mahal amat, motornya cuman satu kok mbayarnya dua?" umpatku, namun Naryo malah senyam senyum.

"Mas-e belum pernah mencicipi apem sini toh? Meski motornya satu yang bakalan parkir kan dua sampeyan sama teman sampeyan." kata petugas parkir sambil menunjuk ke arah temanku yang masih senyam-senyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun