Karena ingin kembali mempunyai jabatan dan ingin kembali dipercaya lagi Joko Tingkir menyumpal telinga Kebo (kerbau) dan melepaskannya, sehingga Kebo mengamuk merusak sana-sini, dan hanya orang yang menyumpal telinga Kebo itu yang bisa mengalahkan, dengan satu kali tempeleng Kebo itu mati di tangan Joko Tingkir.
Banyak hal yang mirip kejadian jaman Demak itu dengan kejadian 'adegan sinetron' Partai Demokrat.
Dimana ada Kebo yang diseknario membuat permasalahan, dan suasana dibuat kacau balau, carut marut saling fitnah, saling menyalahkan, saling berkelit, bahkan saling melindungi, seakan komplit sudah ruwetnya Demokrat menjadi keruwetannya Negara.
Dan kita tinggal menunggu 'pahlawan' yang muncul di balik ruwetnya sinetron ini.
Dari orang dalam, atau akan menciptakan pahlawan baru buat Pemilu mendatang.
Pahlawan itu akan muncul, dan digadang untuk kedepannya, mungkin karena faktor ketokohan di Demokrat sedikit  terlambat dalam regenerasinya.
Siasat Joko Tingkir nampaknya yang dipakai Demokrat kali ini, beda dengan jaman Orde Baru siasat Panembahan Senopati yang dipakai, dimana lawan akan dibabat sampai habis.
Kita tunggu saja;
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H