Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kali Kedua Pasar Legi "Songgolangit" Ponorogo Terbakar Menjelang Ramadan

15 Mei 2017   00:25 Diperbarui: 15 Mei 2017   01:10 1876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Legi 'Songgo Langit' Ponorogo, Petugas berjibaku memadamkan api

Ponorogo, 14 Mei 2017

Kali kedua pasar Legi Ponorogo terbakar, tahun 2000-an kejadiannya menjelang bulan Ramadhan begitupun kejadian kali ini. Sekitar jam 8 malam pasar induk di Ponorogo tersebut terbakar kembali. Belum tahu pemicu api sehingga terjadi kebakaran, Sigit kepala pasar belum berani mengambil kesimpulan apa penyebab kebakaran dan dia mengatakan biar pihak yang berwenang yang menyelidiki. Begitu mendapat kabar pasar yang dikelolanya terbakar dia langsung berkoodinasi dengan petugas lainnya untuk pemadaman. Menurutnya menjelang Ramadhan begini adalah waktu para pedagan untuk menyetok barang buat persiapan menyambut bulanpuasa. Menjelang bulan puasa belanja masyarakat tinggi, acara selamatan sehari menjelang puasa menjadi adat tradisi masyarakat Ponorogo, dimana setiap rumah mengadakan syukuran genduri untuk ungkapan rasa syukur atas datangnya bulan suci. Jadi kerugian luar biaa banyak dibanding bilan kebakaran terjadi di bulan-bulan lain.

dari arah dalam sisi barat selatan ditengarai awal kebakaran
dari arah dalam sisi barat selatan ditengarai awal kebakaran
petugas berjibaku dengan api
petugas berjibaku dengan api
 Api begitu cepat membesar kata Udin tukang becak yang saban hari mangkal di pasar tersebut. Sumber api menurutnya berasal dari arah barat selatan., bukan dari pedagang makanan yang berada di tempat parkir seperti kata banyak orang. Dia melihat bumbungan asap dan sebentar kemudian disertai suara ledakan dari dalam pasar area sebelah barat selatan. Pedagang makanan yang sedang berjualan di tempat parkir sebelah selatan dan barat semburat berlarian ke arah jalan raya, dan sebagian masih sempat menyelamatkan perabotannya ke jalan raya. Polisi langgusng sigap segera menutup jalan yang menuju pasar, dan hanya mobl PMK dan mobil polisi yang boleh masuk.

polisi juga harus berjibaku dengan warga yang sulit diatur
polisi juga harus berjibaku dengan warga yang sulit diatur
histeris dan mengamuk, diamankan petugas untuk menyeamatkan jiwanya yang berusaha masuk ke dalam pasar
histeris dan mengamuk, diamankan petugas untuk menyeamatkan jiwanya yang berusaha masuk ke dalam pasar
Polisi tampak keawalahan menghadapai para pedagang pemilik lapak yang berusaha masuk ke dalam pasar. Para pedagang tersebut berusaha menyelamatkan barang dagangannya. Melalui pengeras suara polisi memerintahakan semua orang untuk menjauh dari titik api karena ledakan semakin jadi. Beberapa pedagang malah bersitegang dengan polisi karena dilarang masuk, sementara polisi tak mau kecolongan dengan jatuhnya kurban.

"Bapak Ibu biar barang dagangnya saja yang jadi kurban, jangan sampai panjenengan juga jadi kurban, jangan masuk.... jangan masuk.... api masih besar berbahaya... petuga dengan sekuat tenaga berusaha padamkan api.... ayo mundur... ayo mundur.... " kata kepala polisi meminta masyarakat menjauh dari bahaya. 

Berulang-ulang disiarkan lewat pengeras suara, namun ada bebarapa pemilik kios yang nekat menerobos masuk lewat belakang pasar, namun petugas sigap untuk menari keluar karena asap semakn pekat. Pedagang histreis malah mengamuk pada petugas. Situasi carut marut polisi pekerjaan polisi semakin berat harus berjibaku dengan masayarakat yang berusaha menerobos masuk, polisipun memasang garis polisi. Karena banyaknya masa garis polisi tidak efektif akhirnya polisi menjaga pasar dengan pagar betis, bantuan polisi dari polsek-polsek berdatangan. situasi bisa dikendalikan.

petugas berusaha melokalisr api agar tak merembet ke arah utara
petugas berusaha melokalisr api agar tak merembet ke arah utara
petugas PMK tak kenal lelah
petugas PMK tak kenal lelah
mobil PMK yang harus didorong karena mesin mati
mobil PMK yang harus didorong karena mesin mati
Sementara petugas PMK terus berusaha memadamkan api, area pasar langsung diputus pagian tengah agar api tidak merambat ke arah utara. dengan pemisahan tersebut pemadaman semakin efektif dari tengah menuju ke selatan arah sumber api. didalam Pasar Songgolangit ada 4 pintu masuk utama berupa lorong, dan tiap lorong berpintu setiap pasar asi semua pintu dikunci. Oleh karena itu petugas PMK dibantu polisi TNI bahu membahu untuk membobol pintu tersebut untuk melokalisir api agar tak merembet ke petak utara.  Namun begitu 2 mobil PMK ngadat yang satu kehabisan bbm untuk pompa airnya, sedang satunya lagi harus didorong beramai-ramai karena mesin mati., pun begitu hirdran yang tersedia tidak begitu lancar airnya sehingga mobil PDAM dan penaggulangan bencana daerah dioptimalkan untk menyuplai air untuk mengisi PMK. Tak berselang lama bantuan PMK dari kabupaten Madiun, Magetan, Ngawi dan Treggalek datang sehingga sekitar jam 11 malam api sudah mulai bisa dijinakknan.

Belum bisa diukur berapa kerugian materi, namun menurut pegawai pasar kerugianya jauh lebih besar dibanding bila terbakar ketika tidak menjelang bulan Ramadhan.

polisi berusaha menghalau warga yang merangsek maju
polisi berusaha menghalau warga yang merangsek maju
Masyarakat dihalau untuk menjauh agar tak terjadi hal yang tak diinginkan seperti kurban jiwa, penjarahan, sementara para pedagang dihimbau untuk pulang ke rumah dan berdoa api segara padam. Esok hari merka disuruh datang kembali unuk mengetahui kondisi lapaknya. Sementara polisi dan TNI akan berjaga, dan berharap masyarakat mempercayakannya.

Bupati dan jajarannya juga sudah tampak berada di sekitar lokasi untuk melakukan tangap darurat. Semua prihatin karena Ponorogo berulang kali dalam bulan terakhir ini terjadi bencana. Bencana tanah longsor di Banaran yang banyak makan kurban, disusul longsor di Dayakan yang masyarakatnya sampai kini masih mengungsi, sekarang disusul terbakarnya pasar induk di Ponorogo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun