Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[IMLEK] Ucapan 'Imlek' Buat Bekas Pelacur

21 Januari 2012   01:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:37 2586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[IMLEK] Ucapan 'Imlek' Buat Bekas Pelacur by Nanang Diyanto Ds Nomer peserta 69 [nomor khusus]

Tertawaku terpingkal-pingkal ketika membaca dinding facebook-nya Ningsri hari ini, merah membara diisi puluhan gambar berbagai ucapan yang kebanyakan aku tak tahu cara membacanya karena hurufnya bukan huruf latin  apalagi arti bahasanya.

Berikut ini sebagian copy-an yang saya ambil dari dinding  facebooknya Ningsri;

[caption id="attachment_156713" align="aligncenter" width="500" caption="Kartu Ucapan Imlek"][/caption]

  • “GONG XI FAT CAI” 2563. Semoga Imlek membawa rejeki yang berlimpah dan kesehatan buat kita semua.
  • "Gong Xi Fat Cai !! Xin Nian Kuai Le.Zhù Ni Shenti Jiànkäng, Quanjiä Xingfu,Wànshì Ruyì Gong Xi..! Gong Xi..! Xin Nian Kuai Le, Wan Shi Ru Yi! "
  • "Gong Xi Fat Cai 2563! Göng Göng Xi Fät Fät Chäi Chäi XIN NIAN KUAI LE Gong Xie! Fat! ” Chai ” Sin Nie Chin Phu” “Wan Se Ju Ie” “Sen Thie Chien Kang” Selamat tahun baru Imlek 2563."
  • "Gong Xi Fat Cai – Wan Se Ru Yi, Sen Thi Cien Khang. Semoga senantiasa diberi kesehatan, damai sejahtera dalam rumah tangga kalian dan kesuksesan tentunya."
[Dan ucapan yang di atas ini yang membuat air mata-ku bercucuran.]

Dan berikut ini pula pesan dari teman Ningsri;

Saudaraku Ningsri ;

"Gong Xi Fa Cai" semoga tahun baru membawa banyak perubahan. sekarang mintalah keberuntunganmu di tahun baru yang akan datang. Please, jangan lupakan temanmu ini ya! ini adalah sala satu keinginanku untukmu. Happy Chinese New Year. May better luck come into us in this new year. Gong xi. Gong xi. Gong xi fa cai. [Tari ; teman lamau di Lembah Hitam tempat kita dulu]

Aku bangga dengan Ningsri, aku bangga dengan semangat ningsri, aku terharu membaca doa-doanya serta harapan dari teman-temannya, begitu pula aku tidak mengira kehidupan Ningsri begitu cepat berubah sebegitu drastisnya. Empat tahun yang lalu aku bertemu Ningsri di Lokalisasi Nggude Madiun, dia menjadi penghuni Wisma Anggrek tempat langgananku. Bujang tua kalau itu membuatku kelimpungan, punya duwit, punya kerjaan tapi belum punya pasangan, dan lokalisasi jadi pelampiasannya. Seminggu 2 kali aku berkunjung ke lokalisasi Nggude, tempat ini lah yang membuatku keranjingan serta ketagihan, selain jauh dari rumah  kediaman keluargaku juga jauh dari tempatku bekerja. dan hanya butuh waktu 1,5 jam untuk bisa mencapai tempat itu. Wisma Anggrek, sudah terkenal menyediakan wanita yang masih muda, rata-rata belum pernah menikah, meski sedikit lebih mahal tak jadi persoalan pikirku kala itu. Ningsri, adalah wanita pertama yang kugagahi, dan kala itu aku jadi tertawaannya Ningsri karena aku masih gugup dan canggung. "Masih perjaka ya mas...... kok gugup amat..." celetuk Ningsri. Aku ndak menjawab hanya pura-pura sok akrab untuk menutupi kegugupanku, memang aku masih perjaka kalau itu dan baru kali itu mendekat atau menggagahi wanita. "Wakakakakakakaka yang UNTUNG  yang  jualan atau yang beli kalau  masih perjaka begini wakakakakaka...." tawa Ningsri sambil memburuku dan mencumbuiku yang membuat aku bertekuk lutut terhadap kebinalannya. Benar-benar pengalaman yang luar biasa,  keperjakaanku hilang dilahap kerakusannya Ningsri wanita pelacur penghuni lokalisasi Nggude. Seminggu kemudian aku kembali menyambangi Ningsri di lokalisasi, namun seterusnya tiap 2 hari aku apel ke wismannya Ningsri. Perasaan cemburu tatkala Ningsri digauli orang lain [dibeli], namun aku malah ditertawain oleh Ningsri, "Cemburu kok sama pelacur.... lucu sampean iki... wakakakaka." Kata-kata itu membuat semakin cemburu dan mangkel, dan untung temennya Ningsri yang bernama Tari mengiburku dan menariku ke kamarnya. "Wis nunggang aku wae, Ningsri ijik ditunggangi wong Solo...." ucap Tari yang langsung tancap gas menggumulku. Meski Tari bisa memuaskanku, namun dalam hati aku nggak rela bila Ningsri ditunggangi orang lain. Aneh rasanya aku mulai jatuh cinta pada seorang pelacur. Ketika Ningsri longgar nggak bersama orang lain aku pasti langsung dengannya, dan ketika Ningsri sedang melayani pelanggan yang lain aku memakai temannya, Tari, Rino, Ika, Ana, Susi yang sering menjadi sasaranku. Lama-lama Ningsri cemburu juga ketika sesekali aku bergulat dengan teman sewismanya dan nggak memakainya , hal ini kulakukan untuk mengetahui seberapa jauh perhatiannya padaku. SMS-an lalu telephone-telephonan, dan janjian tidur di hotel [di luar wisma]. Lama-lama Ningsri kuajak ke rumahku dan kukenalkan pada orang tua dan keluargaku, ku kenalkan bahwa Ningsri calon istriku, sekeluargaku bahagia bukan kepalang akhirnya aku berhenti membujang, namun lain bagi Ningsri dia masih bingung dengan ulahku. Dan aku mendesak untuk diajak kekkeluarganya, namun dia menolak dengan alasan belum siap, dan sekeluarganyapun tidak tahu kalau dia kerja di lokalisasi Nggude sampai sekarang. Perlu waktu untuk ini semua, katanya. Sejak itu aku resmi berpacaran dengan pelacur Lokalisasi Nggude, dan tiap kali kencan kami memilih hotel tak lagi di lokalisasi, dan selesai kencan Ningsri masih kembali ke wismanya lagi. Aku sabar menerima situasi kayak gitu, aku harus memaklumi situasnya Ningsri. Tapi 3 bulanan berikutnya, entah syetan apa yang mebuat Ningsri berkata, "Jemput aku di Lokalisasi sekarang juga, aku berhenti jadi PELACUR...." Tanpa banyak kata aku langsung meluncur ke lokalisasi membawa pik-up pinjaman dari temeanku. Sesampai di lokalisasi, terlihat tas besar dan 2 kardus yang berisi barang-barangnya Ningsri di teras wisma, teman-temannya saling berciuman haru ketika harus berpisah lagi. "Jangan pernah kembali kesini lagi ya kalian berdua..." ucap bu Ndari pemilik wisma Anggrek. Segera aku meluncur menuju ke arah kota Madiun. "Lamar aku, kawini aku " ucap Ningsri dalam perjalanan. Aku tidak menjawab, aku hanya membalas dengan menciuminya berkali-kali. "Ambil arah Kediri, lewat Lokalisasi Ngguyangan ke kanan, antar aku pulang....." dan tanpa banyak kata pik-up aku pacu menelusuri area persawahan yang ditanami temu di kanan-kiri. "Pak ini calon suamiku..." ucap Ningsri memperkenalkanku pada bapak dan ibunya sesampai di Kediri rumahnya. Sebulan kemudian aku menikahi Ningsri, dan sesuai janjinya setelah 3 bulan menikah Ningsri akan kerja di Hongkong dulu untuk menghilangkan traumanya. Dan sampai sekarang Ningsri masih di Hongkong sana bekerja, dan sementara aku numpang di rumah orang tuaku lagi sampai kepulangan Ningsri. "Gong Xi Fa Cai, aku dapat libur 2 pekan aku pengin pulang, aku kangen kejantananmu wakakakakaka"ata Ningsri dalam telephone langsung nerocos. Bahagiaku luar biasa karena istriku akan pulang dari Hongkong, dan aku berencana segera membuat rumah dan punya anak dengan tabunganku dan tabungannya Ningsri selama ini, pelan-pelan aku akan memintanya untuk tidak memperpanjang kontrak untuk tidak memperpanjang kontrak kerjannya. "Awas yen jik Nglonthe wae, ngendi-ngendi kancaku...." ucapan wajib Ningsri tiap kali mengakhiri telephonnya. Imlek akhirnya menyatukan kembali cinta kami, dan akhirnya Ningsri setuju untuk tidak kembali kerja di Hongkong, dan membangun rumah kecil di daerah perbatasan Nganjuk dan Madiun. [caption id="attachment_156739" align="aligncenter" width="560" caption="Matahari Pagi dibelakang rumah"]

13271135921756512355
13271135921756512355
[/caption] Semoga matahari pagi di Imlek ini membawa berkah pada keluarga baru kami, aamiin..... catatan; Nggude ; Nama lokalisasi di daerah Madiun barat, asal kata Good Day, yang dulu diartikan bahagia sepanjang hari, namun lidah Jawa merubahnya jadi NggudeNgguyangan; lokalisasi di barat Nganjukmungkin sering ada ranjang bergoyang,makanya nama Ngguyangan jadi pilihan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun