Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cerita Puasa di Rumah Sakit

25 Juni 2016   11:18 Diperbarui: 26 Juni 2016   03:03 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Menu makanan di rumah sakit "][/caption]

Berkali diyakinkan bahwa berhutang puasa ketika sakit diperbolehkan. Keluarganya berusaha meminta menunda, namun si bapak ngotot untuk melaksanakan puasa Ramadhan meski sedang dirawat di rumah sakit. Perawat dan dokter juga sudah berusaha memberikan saran, namun si bapak bersikeras tetap puasa. Akhirnya semua harus mengalah mengormati hak bapak tersebut. 

Hak beribadah, hak untuk menolak suatu tindakan, hak untuk memilih pelayanan, dan hak-hak lainnya sangat dihormati di rumah sakit.

Ternyata masih banyak pasien lain yang tetap melaksanakan puasa di bulan Ramadhan ini. Pihak dapur atau bagian gizi akhirnya menyesuaikan jam untuk pasien-pasien yang berpuasa tersebut. Dan tentunya standar pelayanan ada kriteria mana yang boleh dan yang tidak boleh melakukan puasa sesuai kondisi.

Ada beberapa macam puasa yang ada di rumah sakit, dan puasa ini merupakan standardisasi yang harus dipenuhi oleh pasien. Di mana puasa yang dilakukan pasien dalam pengawasan dan merupakan tindak lanjut tindakan medis atau perawatan selanjutnya. Artinya kalau puasa tersebut tidak dilakukan oleh pasien akan terjadi kegagalan atau kegagalan dari hasil suatu tindakan. 

Puasa tersebut antara lain puasanya pasien yang akan dilakukan operasi, puasanya pasien yang akan diambil sample laboratorium, puasanya pasien yang karena penyakit tertentu sehingga lambung atau usus tidak boleh kemasukan makanan dalam waktu tertentu.

Puasanya orang-orang penunggu pasien ataupun pengunjung pasien. Di mana orang-orang tersebut dalam melaksanakan ibadah puasa berada di lingkungan rumah sakit. Sering kali pihak masjid di rumah sakit menyediakan sahur dan berbuka gratis, dari para donatur yang ada di rumah sakit.

Puasanya para petugas rumah sakit, di mana dia tetap dituntut bekerja sesuai standar meski dalam kondisi berpuasa. Pasien itu datang ke rumah sakit mintanya dilayani. Tidak peduli apa pun kondisi para pelayan yang melayaninya. Petugas rumah sakit harus bekerja secara profesional, harus bisa mengesampingkan hal-hal lain dalam melayani. Ini sudah menjadi komitmen dan standarisasi suatu rumah sakit, terlebih yang sudah terakreditasi.

Seringkali saat sahur ataupun berbuka tidak sesuai dengan seharusnya. Ada situasi tertentu yang sering kali membuat tidak sempat sahur, atau berbuka pada saatnya. Harus pandai-pandai mengatur waktu dan menyikapi. 

Segeralah sahur ketika ada kesempatan sebelum keadaan emergency datang mendahului. Atau menunda sebentar bila memungkinkan. Cerita klasik ini sering dijumpai di UGD, VK, kamar operasi, ruang intensif, bahkan bangsal-bangsal perawatan lainnya. Pandai-pandailah menyiasati waktu dan keadaan. Kalau masih memungkinkan makan secara bergiliran segera lakukan.

Ada jenis puasa abal-abal di rumah sakit di mana tidak puasa tapi mengaku puasa. Risikonya bisa fatal, yaitu pada pasien-pasien yang seharusnya wajib puasa seperti jenis-jenis yang tersebut di atas. Ada juga keluarga pasien atau petugas yang sembunyi-sembunyi makan di kantin. Wakakaka...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun