Tanda-tanda kemenangan group reyog Brawijaya sedari awal sudah nampak. Tiket online kelas gold dan silver sudah ludes 5 hari sebelum tampil. Masyarakat sudah punya firasat kalau akan disuguhi penampilan yang luar biasa dari Universitas Brawijaya Malang, sehingga mereka rela mengantri mengular menjelang penampilannya. Apalagi pasukan Brawijaya merupakan jawara festival reyog nasional 2017 yang lalu.
Menurut pak Deni ketua rombongan, tetap pada pakem karena reyog sebenarnya mengandung suatu bentuk cerita. Dalam bercerita inilah yang selalu diimprovisasi baik dari sisi koreonya, pola tari maupun musik sehingga inilah yang memerlukan kemampuan olah karsa dan rasa sehingga reyog menjadi suatu seni yang menarik dan mampu beradaptasi dengan lingkungan dimana reyog berada, jelasnya.
Kemampuan dalam keindahan seni inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Seni Reyog akan beradaptasi di tempat mereka berkembang, imbuhnya.
Dukungan Universitas Brawijaya sangat luar biasa baik dari sisi sarana prasarana maupun pendanaan. Peralatan gamelan maupun properti reyog telah dipenuhi oleh kampus. Hingga kini reyog Brawijaya telah memiliki 4 Dadak Merak dari 7 Dadak Merak yang dibutuhkan. Pak Deni berharap kekurangan dadak merak bisa segera direalisasi.
Dalam proses regenerasi reyog Brawijaya sangatlah melalui sistem penerimaan mahasiswa khususnya yang berprestasi non akademik seperti tari, musik tradisional juga diprioritaskan tidak hanya khusus untuk siswa dari Ponorogo saja tapi juga dari luar Ponorogo. Namun semua itu harus tetap didukung oleh kemampuan akademik yang bagus, jelas Pak Deni lewat pesan WhatsApp.
Daftar pemenang Festival Reyog Mini