Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadan Terakhir

18 Mei 2018   02:35 Diperbarui: 18 Mei 2018   03:12 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya selalu teringat pesan almarhum kyai Suyadi Ali guru saya (badal al mursyid KH. Imam Muhadi), saat menjelang Nisfu Sya'ban. Sudah menjadi agenda kami mengadakan pengajian yang dilanjutkan dengan sholat-sholat sunah saat nisfu sya'ban. Yang tujuan utamanya untuk mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadan, baik secara jasmani dan rohani.

''Ini Ramadan terakhir kita.'' kata beliau pada peringatan nisfu sya'ban 3 tahun yang lalu.

Ramadan menurut kyai Suyadi Ali, "Bulan Pengampunan". Seberapa banyak dosa dan seberapa besar dosanya mintalah ampunan dengan sungguh-sungguh, pesannya. Yakin  Allah mengampuni dosa kita.

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa - dosanya yang telah lalu."  hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Namun begitu menurut kyai Suyadi Ali, jangan mengharap pahala dari ibadah yang kita lakukan karena akan merusak keiklasan ibadah kita. Biarlah soal pahala dan imbalan urusan Allah. Berharaplah diampuni dosa-dosa yang kita lakukan, pesannya. Orang yang beribadah karena takut akan siksa neraka, dan beribadah karena ingin masuk surga, adalah orang-orang yang hina menurut orang sufi, imbuhnya lagi.

Bersungguh-sungguh meninggalkan semua yang bisa merusak puasa dan mengurangi kesempurnaannya. Selalu menanamkan perasaan jika Ramadan ini Ramadan terakhir sehingga kesempatan berbuat baik sudah sangat sempit waktunya. Sehingga bisa penuh konsentrasi menjalani ibadah Ramadan. Tidak menunda-nunda lagi untuk beribadah dan berbuat kebaikan. Anggaplah sudah tidak bertemu lagi dengan Ramadan, semaksimal mungkin mendapatkan Ramadan.

Entahlah takdir Allah benar-benar terjadi, tak lama kemudian kyai Suyadi Ali meninggal dunia, tak lama kemudian diikuti, Gus Mad, kyai Kamdi, kyai Amenan, Kyai Toyib, mbah Misdi, pak Nen, Pak Sur, dan Bu Nyai Imam Muhadi hampir berurutan waktunya. beliau-beliau adalah orang yang dekat dengan al mursyid KH Imam Muhadi (al marhum)

Mungkinkah ini Ramadan terakhir kita? Sangatlah mungkin, mari kita raih Ramadan kali ini dengan sebaik-bainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun