Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menuju Ponorogo Berbudaya dan Religius pada Hari Jadi ke-520

1 Agustus 2016   11:16 Diperbarui: 1 Agustus 2016   14:58 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati di depan pintu gerbang komplek makam Raden Katong

Ponorogo, 1 Agustus 2016

Memasuki usianya yang ke-520 tahun, Ponorogo terus memantapkan diri dan berbenah. "Berbenah Menuju Ponorogo yang Lebih Maju, Berbudaya dan Religius" itulah slogan yang didengungkan. 

Sebagai awal prosesi hari jadi Ponorogo ke-520, tadi pagi digelar ziarah di komplek makam Raden Katong di Setono Kota Lama. Bupati didampingi Forpimda dan tokoh-tokoh keagamaan di Ponorogo. "Kita berdoa di makam beliau-beliau yang berjasa pada Ponorogo ini tujuannya semoga Alloh memberi ampunan atas segala dosa dan kekurangan beliau, beliau-beliau adalah penyebar agama Islam di Ponorogo," ujar Bupati.

Bupati berjanji merenovasi makam Raden Suradiningrat I
Bupati berjanji merenovasi makam Raden Suradiningrat I
"Ini wujud terima kasih dan syukur atas jasa-jasa beliau... tanpa beliau Ponorogo tak akan bisa sebaik ini," imbuh Bupati Ipong Muklisoni kepada media. Setelah doa bersama dilanjutkan tabur bunga dimulai dari makam Raden Katong, Ki Ageng Mirah, Patih Seloaji dan kerabat lainnya.

Bupati merespon permintaan juru kunci makam untuk merenovasi makam Raden Surodingrat I
Bupati merespon permintaan juru kunci makam untuk merenovasi makam Raden Surodingrat I
Sebelum Bupati berpamitan, juru kunci makam menunjukkan kondisi makam-makam yang berada di sisi luar. Juru kunci memaparkan kondisi cungkup dan bangunan sudah membahayakan. Makam tersebut adalah makam bupati ke-11 Raden Suradiningrat I. Sang juru kunci menuturkan kunci gembok makam dipegang keluarga. Juru kunci tidak berani membuka paksa gembok lama tersebut. Bahkan, menurut cerita, gembok tersebut tidak bisa dibuka dengan anak kunci lainnya kecuali seizin orang yang berkedudukan sama. Dengan alasan tersebut, juru kunci mengarahkan Bupati ke makam yang kurang terawat ini. Dicurhati demikian, Bupati Ipong langsung merespons dengan memanggil Kepala Dinas Pariwisata.

masjid kota lama yang fidirukan tshun 1560, dan terakhir direnovasi tahun 1965 dipercaya masjid tertua di Jawa timur
masjid kota lama yang fidirukan tshun 1560, dan terakhir direnovasi tahun 1965 dipercaya masjid tertua di Jawa timur
"Tahun ini juga tolong direnovasi......, begitu juga makam makam bersejarah komplek lain, kelola agar generasi sekarang dan yang akan datang bisa belajar tentang warisan budaya ini," perintah Bupati kepada Kepala Dinas Pariwisata di depan cungkup makam Raden Suradiningrat I.

Bupati Ipong Muklisoni di depan gapura makam Setono
Bupati Ipong Muklisoni di depan gapura makam Setono
Pada kesempatan yang sama, Bupati memerintahkan agar situs-situs masjid lama juga diperhatikan. Banyak masjid tua di Ponorogo yang selama ini kurang mendapat perhatian. Masjid kota lama sebagai salah satu contohnya, Madjid ini dibangun oleh Ki Ageng Mirah pada tahun 1560 M. Masjid ini 500 meter dari komplek makam Setono, terakhir direnovasi tahun 1965.

"Masjid kota lama itu insya Allah masjid tertua di Jawa Timur. Masjid tersebut dibangun pada saat para utusan Demak Bintoro datang di Ponorogo. Kala itu Raden Katong, Ki Ageng Mirah, dan Patih Seloaji sebagai pemrakarsa," jelas Bupati kepada awak media.

Seperti diketahui, Raden Katong adalah adik dari Raden Patah. Beliau anak dari Prabu Brawijaya. Beliau diutus Raden Patah ke Ponorogo untuk menyebarkan agama Islam, meredakan pemberontakan laskar Majapahit yang masih setia dengan pemerintahan lama sekaligus membentuk pemerintahan Islam di Ponorogo (Jawa Timur) daerah selatan Gunung Lawu merajuk sampai laut Selatan sebagai wilayah.

Ponorogo kota santri adalah kebanggaan, sejarah telah tertoreh sedari awal. Banyaknya santri dari luar daerah yang belajar di pondok-pondok pesantren di Ponorogo merupakan bukti bahwa Islam sudah berkembang bersamaan dengan berdirinya kerajaan Islam di Jawa Tengah, tutur Bupati. Bukan maksud lain prosesi hari jadi ini adalah bentuk rasa syukur pada beliau-beliau yang berjasa kepada Ponorogo dan penyebar agama Islam di Ponorogo. Prosesi ini juga menjadi barometer kemajuan Ponorogo dari masa ke masa, imbuh Bupati sebelum meninggalkan komplek makam Setono. 

#HariJadiPonorogo520

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun