Honda Vario 150 eSP untuk bekerja keseharian sekaligus teman traveling
Berkendara lebih 3 ribu kilo meter adalah suatu pengalaman tersendiri. Bisa merasakan kehebatan, menikmati kesempurnaan, sekaligus bisa mencicipi kekurangan dari jagoan yang baru kami miliki. Itulah pengalaman yang akan saya bagikan lewat cerita jagoan saya Vario 150 eSP.
Awal mengenal Honda Vario 150 eSP
Berawal telepon istri saya yang menceritakan kedatangan sahabat saya yang menginginkan motor lama saya Honda Supra 125 tahun 2006, buat sekolah anaknya yang sudah menginjak SMU. Bimbang hampir 10 an tahun motor tersebut sudah bersama keluarga saya. Tapi kasihan pada teman tersebut akhirnya saya lepas juga, toh kami masih bisa menikmati dan melihatnya lagi karena rumah kami tak terlalu jauh.
Tak berani mematok harga, dia langsung memberikan amplop yang berisi 5,5 juta kepada istri saya. Oleh istri saya dikembalikan 5 ratus ribu biar buat tambahan sekolah anaknya. Yang penting kami saling rela, meski di pasaran harga motor type begituan masih 6,5 jutaan, harga purna jual yang tinggi untuk motor yang telah terpakai hampir 10 tahunan. Dulu waktu beli baru harganya 12 jutaan dan sudah memakainya hampir 10-an tahun. Bisa menolong teman adalah sesuatu yang luar biasa, kata istri saya.
Uang 5 juta tersebut oleh istri saya tidak boleh dikurangi, asalnya dari motor dan harus diwujudkan lagi dalam bentuk motor. Waktu itu posisi saya sedang di kota Yogyakarta, melaksanakan tugas pelatihan di Rumah Sakit Mata Yap Yogyakarta. Dalam telepon istri saya menginginkan segera dibelikan motor baru, biar uangnya tidak terpakai untuk kebutuhan yang lain.
Wildan, Teman Yang Tahu Kebutuhanku
Saya langsung menghubungi teman saya sesama penggemar photograpy. Dia adalah mas Wildan Ahsani, di bekerja Honda sebagai GM di dieler Putra Rama Jaya di kota Ponorogo tempat kami berdomisili. Di luar pekerjaan kami sering hunting photo bersama naik turun gunung, keluar masuk hutan atau spot, menjelajah pantai dan gua. Yang kesemuanya dengan medan yang ekstrim.
“Ingin motor lakik atau perempuan?” tanya mas Wildan lewat telephon.
“Ada varian baru motor lakik yang cocok buat mas Nanang yang hobby hunting naik turun gunung atau blusukan di pantai…..” katanya lagi.
“Aku kan masih punya motor lakik Honda GL Pro mas….” Jawab saya. Honda GL Pro tahun 1998 adalah andalan untuk berburu photo selama ini.