Menurut ibu muda tersebut dokter Eko selalu memperlihatkan cara cuci tangan di depannya, dan menjelaskan tujuan cuci tangan sebelum memegang bayinya. Dokter Eko gantian menyuruh ibu muda tersebut untuk mempraktikkan cuci tangan, dan akan ditunggunya sampai si ibu tersebut bisa.
Ibu muda tersebut menceritakan dengan lancar, "Kata dokter Eko tujuan cuci tangan sebelum memegang bayi adalah agar bayi tidak tertular penyakit dari orang lain, sering kali tangan orang dewasa pegang-pengan sembarang, terutama di rumah sakit kayak gini banyak penyakit, kata dokter Eko sih biar ndak terjadi penularan infeksi silang."
"Kalau ndak ada cairan kayak yang di rumah sakit, saya disuruh cuci tangan pakai sabun... Pokoknya cuci tangan sebelum dan sesudah pengan bayi." terangnya.
"Ada lagi pesan dokter Eko kalau ibu nanti sudah boleh pulang?" tanya saya.
"Saya disuruh galak dan tegas, setiap tamu yang datang mau liat anak saya wajib cuci tangan, tamu yang pilek tidak boleh deket bayi, bayi tidak boleh diciumi oleh tamu..." katanya dengan bersemangat.
Sudah menjadi kebiasaan di desa bila ada kelahiran tamu berdatangan sampai bayi berumur selapan (35 hari). Ini sudah menjadi tradisi, dulu sebelum mendekat bayi orang diwajibkan masuk dapur untuk mengahangatkan telapak tangan dan kaki.Â
"Mbah-mbah kita pinter ternyata ya mas, dulu wajib masuk dapur untuk memanggang tangan dan kaki sebelum tengok bayi, e e ternyata ndak jauh berbeda dengan nasehat dokter Eko supaya tangan dan kaki bersih wakakakaka." kata si ibu sambil terkekeh.
Di lain tempat dokter Eko Jaenudin mengatakan, "Saya harus cari cara untuk mengajari mereka secara halus mas, kali pertama bertemu saya memperkenalkan diri, selanjutnya saya ganti bertanya siapa saya, sambil terus ngasih edukasi mereka."
Â