[caption id="attachment_364047" align="aligncenter" width="480" caption="peziarah berziarah dari utara masjid"]
[caption id="attachment_364048" align="aligncenter" width="480" caption="peziarah berziarah dari barat masjid"]
[caption id="attachment_364055" align="aligncenter" width="480" caption="semakin siang jamaah peziarah semakin berdatangan"]
Sekitar tahun 1999 ketika pertama kali saya ke sini, suasana masih sepi, dan hanya satu atau dua orang saja yang berada di area makam ini, dan dulu hanya ada warung kopi berada dihalaman masjid, namun sekarang luar biasa ramainya seiring mudahnya transportasi ke Madura melalu jembatan Suramadu.
Para peziarah siang tadi berasal dari berbagai kabupaten di Jawa Timur, Tulungangung, Pacitan, Kediri, Banyuwangi, Jember, Ponorogo, Magetan. Mereka rata-rata jamaah Nadliyah dan masih berhubungan dengan silsilah tareqat yang takdiem pada guru. Mereka berdatangan mulai pagi sampai malam, bahkan banyak dari mereka yang menginap (bermukim) beberapa hari disini. Puncak keramaian adalah pada malam Jumat, dihari biasa saja parkiran penuh dan kalau malam Jumat parkiran sampai jalan besar (jalan masuk). Mereka memanjatkan doa kepada Alloh sebagai rasa terima kasih dan hormat (takdiem) kepada gurunya yang telah mengajari dan membawa pada suasana yang seperti ini. Mereka sangat loyal pada gurunya, mereka menganggap gurunya adalah jalan dan aliran menuju ke Sang Pencipta. Mereka akan berpegang teguh pada perintah gurunya sampai ajal menjempul, mereka percaya bahwa guru telah memikirkan yang terbaik bagi muridnya. Tanpa banyak tanya, kerja kerja dan kerja, mereka mengerjakan ajaran dari gurunya.
Banyak cerita tentang kejadian istimewa di masa Sheikh Kholil, diantaranya sering kali beliau memerintah menegrjakan sesuatu yang tak masuk akal, diantaranya menyuruh muridnya menguras kolam disaat beribadah, namun beberapa hari kemudian ada rombongan yang datang ke pondok pesantren yang mengucapkan terima kasih karena Sheikh Kholil dan santrinya telah membantu menguras kapal yang bocor ditengah lautan.
Tentang jamaah haji yang tertinggal kapal dan bisa bergabung kembali ditengah lautan, dari berbagai cerita bisa diambil hikmah bahwa kerjakan perintah guru dan jangan banyak bertanya, kerjakan kerjakan dulu setiap perintah atau ajaran.
[caption id="attachment_364049" align="aligncenter" width="480" caption="subur peninggalan beliau yang kini ditutup semen karena berada didalam masjid, sumur tersebut masih difungsikan dan banyak orang menganggap air sumur ini mujarab"]
[caption id="attachment_364050" align="aligncenter" width="480" caption="tempayan berisi air dari sumur bersejarah, disediakan buat pengunjung yang akan minum atau membawa pulang air untuk obat"]
Di sebelah selatan masjid disediakan tempayan yang terbuat dari plastik yang berisi air dari sumur peninggalan beliau. Kini sumur tersebut ditutup memakai semen karena perluasan masjid, namun begitu sebelum ditutup dipasang perpipaan untuk mengalirkan air tersebut untuk wudlu dan disediakan untuk pengunjung. Para pengunjung meyakini air tersebut mujarab bisa menambah keimanan dan dipercaya bisa sebagai obat.
[caption id="attachment_364053" align="aligncenter" width="480" caption="cindera mata khas Madura banyak dijual di area masjid"]