Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

[kampretjebul4] Perjuangan Pilu Terbentuknya Pasar Sayur Dolopo

31 Maret 2015   11:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:45 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya merasa aneh karena pasar ini lokasinya tak jauh dari pasar induk, pertanyaan ini akhirnya mendapat jawaban dari sesama pembeli yang sama-sama marung minum kopi di warung kopi yang berada didalam pasar ini.

Pasar ini dulunya kumpulan para pedagang sayur di pinggir jalan raya Dolopo, jalur utama Madiun-Ponorogo yang bersebelahan dengan pasar induk, dan bila di runut usianya hampir bersamaan karena pasar di pinggir jalan raya tersebut sudah turun temurun. Namun karena karena keramainya menyaingi pasar induk akhirnya mendapat perlawanan dari para pedagang di dalam pasar induk, dan pihak pemda. Melalui satpol pp pihak pemda menghalau para pedagang karena dianggap pasar ini ilegal dan menganggu ketertiban, namun begitu para pedagang malam ini bersikeras karena pasar induk tidak bisa menampungnya yang berjualan ditengah malam. Pasar induk yang dikelola pemerintah belum buka kalau belum pukul 7 pagi dan tutup jam 4 sore. Namun protes para pedagang sayur dimalam hari ini tak digubris oleh pihak yang terkait.

Akhirnya ada orang kaya yang mempunyai lahan yang lokasinya tak jauh dari tempat jualannya, ditempat itu mereka ditampung dengan menyewa lapak dan membayar listrik yang disalurkan oleh pemilik lahan. Dan pemilik lahan diuntungkan dari sewa dan bea tersebut dan masih untung lagi dari toilet dan tempat parkiran. Namun pasar ini hanya bertahan 2-an tahun karena pemilk lahan terus menaikkan biaya sewa dan biaya listrik yang dirasa mencekik, dan ujungnya pasar ini bubar dan para penjual kelimpungan.

[caption id="attachment_358276" align="aligncenter" width="510" caption="buah sayuran segar bisa dengan mudah dan murah didapatkan dipasar ini"]

1427772750761129537
1427772750761129537
[/caption]

[caption id="attachment_358277" align="aligncenter" width="510" caption="aneka jenis krupuk tersedia disini, para pedagang obrok kulakan di tempat ini"]

14277728101351374258
14277728101351374258
[/caption]

Para pedagang akhirnya mengadakan rapat, dan hasil rapat memutuskan untuk pindah mencari lahan baru, lahan tersebut bekas semak belukar milik bebarapa orang pedagang, dan mereka berkerja bhakti untuk membersihkannya, pemilik lahan diberi  kompensasi disewa beramai-ramai di bentuk pengurus yang mengurusi dana patungan, sewa, listrik. Dan untuk membangu lapak-lapak diserahkan pada masing-masing pedagang. Namun kepercayaan mereka konon disalah gunakan oleh pengurus, dan akhirnya mereka sepakat menghentikan pengurus dan membentuk pengurus baru.

Dan luar biasa para pedagang di pasar sayur Barokah Abadi ini mencapai lebih dari 200-an pedagang, yang berasal dari berbagai daerah.

Pada umumnya para pedagang di pasar ini adalah tempat kulakan para pedagang kelilingan yang memakai gerobak (obrok), dagangan ini selanjutnya dijual keliling oleh para penjual obrok ini. Sebagai tempat kulakan tentunya harga lebih murah dibanding dengan pasar induk, mungkin hal ini yang membuat pasar induk semakin mendapat lawan sepadan.

Selain itu pasar ini komplit sehingga para pedagang obrok tidak perlu pindah lagi ke pasar lainya untuk kulakan dagangan, karena semakin terkenalnya pasar ini membuat para pemasok dari luar kota semakin banyak yang langsung datang ke pasar ini.

[caption id="attachment_358278" align="aligncenter" width="510" caption="ikan tongkol ini didatangkan dari pantai Prigi Trenggalek, namun begit penjualnya orang asli sini"]

1427772868112023201
1427772868112023201
[/caption]

[caption id="attachment_358279" align="aligncenter" width="510" caption="tempat ini menjadi kulakan para pedagang keliling (obrok)"]

14277729562117285145
14277729562117285145
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun