Jaman SMA dulu kami mempunyai grup ber-tujuh: saya, Herry, Amalludin, Andre, Bain Onthel, Lumba, dan Kholis. Keakraban kami tak diragukan lagi bahkan berlanjut sampai sekarang.
Dulu belum banyak kolam renang kayak sekarang ini, sebagai hiburan kami sering mandi di sungai, namanya pemuda baru mekar kadang bercandanya kelewatan, setiap kali akan dan sesudah mandi acap kali membandingkan senjata masing-masing, siapa yang senjatanya paling besar dia yang berhak menyandang sebutan 'Agen ke-1, dan selanjutnya sampai yang terkecil disebut Agen ke-7.
Dari perbandingan akhirnya gelar 'Agen ke-1' di pegang oleh Maskholis dan Amalludin eRTe mendapat gelar 'Agen ke-7', namun penilaian yang fair kala itu membuat Amalludin tidak puas, dan dia protes sembari bekata, "Besar kecil bukan patokan tapi keras tidaknya barang, buat apa besar tapi lembek."
Perkataan itu membuat Maskholis tersinggung sampai uring-uringan sampai lama, dan grup hampir pecah Lumba dan Andre ikutan mendukung Maskholis, sedang Herry dan Onthel Bain dipihak Amalludin, saya sendiri tak menginginkan kebersamaan pecah, saya berusaha menyatukan group kami.
'Begini saja sementara sebutan tetap berjalan, tapi penilaian final 3-4 tahun lagi, siapa yang paling punya anak duluan dia yang berhak menyandang gelar Agen ke-1.'
Dan kini kejadian itu sudah berlangsung 4 tahun.
Saya kawin sama Zee dikaruniai 2 anak, Herry kawin dengan Hawa di karuniai 2 anak juga. Sedang Amalludin kawin 2 kali, istri pertamanya Alia dikaruniai 3 anak, dan istri keduanya Langit dikaruniai 1 anak namun Langit sebelumnya sudah punya anak 3 dengan suaminya terdahulunya Andre.
Sementara Maskholis belum juga kawin sampai sekarang begitu juga Si-Lumba enggan kawin dan merantau di Korea sampai sekarang.
Usut punya usut ternyata Maskholis punya hubungan khusus sama Lumba, bahkan dandan Maskholis sekarang rambut panjang sebahu, dan bibir sering gincunan.
Sebenarnya sedih melihat kelainan yang terjadi pada teman grup kami, namun itulah jalan hidup dan rejeki tiap kepala (burung) tidak sama.
Terbukti sudah perkataan Amalludin waktu itu, "Ukuran bukan segalanya namun keras tidaknya yang penting."