Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Trik Menikmati Tengkleng Gulai Kambing di Pasar Klewer

27 September 2014   05:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:19 1711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_325850" align="aligncenter" width="600" caption="Penjual tengkleng terus dan terus melayani"][/caption]

Kali pertama boleh gagal, tapi kali kedua bila gagal itu namanya sedang apes, makanya saya berusaha mencari akal setelah kegagalan pertama.

Berawal dari informasi teman bahwa di Solo tepatnya di bawah Gapura pintu masuk Pasar Klewer ada tengkleng gulai kambing Bu Edi katanya ramai dan nikmat. Sambil ke Yogyakarta saya dan rombongan mampir di lapak Bu Edi, kira-kira jam 13-an saya segera memparkir kendaraan di depan Masjid Agung Solo dan segera saya dan rombongan berjalan menuju ke selatan tepatnya disisi kanan pos polisi Pasar Klewer di timur gapura masuk. Di petak yang tak begitu luas itu para pembeli sudah ngantri, dan saya dan rombongan segera masuk dan duduk diantrian belakang penjual.

Pembeli dari depan yang rata-rata dibungkus untuk  dimakan di rumah tidak kalahnya berebut saling mendahului, belum lagi dari samping kanan dan kiri, hampir  1 jam saya menunggu giliran namun selalu kalah dengan orang yang baru datang. Sementara Dhuhur segera habis saya dan rombongan keluar menuju masjid yang hanya beberapa puluh meter dari tengkleng ini.

[caption id="attachment_325851" align="aligncenter" width="600" caption="Harus sabar mengantri ditempat duduk seadanya"]

1411743022735222798
1411743022735222798
[/caption]

Betapa kagetnya setelah sepulang dari masjid pembeli semakin ramai,dan tempat duduk yang kami duduki tadi sudah dijubeli para pembeli yang baru datang. Dan setengah jam kemudian penjual mengumumkan bila tengkleng dan gulai kambingnya habis.

Dengan menggerutu kami kembali ke mobildan melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta. Kesal karena orang yang baru datang didahulukan dan yang sudah ngantri duluan malah diacuhkan.

[caption id="attachment_325852" align="aligncenter" width="600" caption="Pembeli berjubeldari depan, samping dan belakang, sementara yang penjualnya hanya 2 orang"]

14117431071190839726
14117431071190839726
[/caption]

Keesok-kan harinya sepulang dari Yogyakarta saya masih penasaran dan ingin mengulangi lagi, saya tanya pada abang becak yang ada di  dekat tengklengnya bu Edi ini. Kata si abang becak kru bu Edi hanya 2, sementara 3 orang yang membatu melayani itu penjual minuman yang kebetulan lapaknya bersebelahan dan jadi satu. Dan ketiga penjual minuman itu bersaing antara satu dengan lainya. Kalau ingin cepat dilayani pesan dulu minuman kepada salah satu penjual minuman itu, dan tunggu sebentar langsung bisa menikmati tengkleng gulai kambing.

[caption id="attachment_325853" align="aligncenter" width="600" caption="Penjualminuman, didepan, samping dan belakang penjual tengkleng"]

14117432601451426117
14117432601451426117
[/caption]

Begitu masuk saya langsung pesan es degan 5 gelas kepada bapak penjual minuman di jalan masuk warung. Tak begitu lama es jadi dan si bapak menawari, "Makannya untuk berapa orang mass...?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun