Kegembiraan tengah melanda seluruh jajaran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di seluruh Indonesia, setelah Pemerintah menetapkan tokoh nasional Lafran Pane sebagai Pahlawan menjelang peringatan Hari Pahlawan, 10 Nopember 2017 beberapa waktu lalu Oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. Joko Widodo.
Prof. Drs. Lafran Pane merupakan pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI, 5 Februari 1947 di Yogyakarta, terpilihnya Lafran Pane harus dilihat sebagai penanda positif bagi Indonesia. Ia akan menambah barisan para pahlawan yang bukan berkiprah di medan peperangan. Pahlawan tak selalu mereka yang bertarung di medan perang, atau memanggul senjata. Pahlawan adalah mereka yang melampaui dirinya, memikirkan sesuatu yang jauh lebih penting dari sekadar capaian pribadi.
Atas pertimbangan ini, mereka pantas menjadi pahlawan. Namun, kepahlawanan harus dipandang sebagai tindakan, bukan sebagai gelar semata. Kepahlawanan adalah ikhtiar untuk melakukan sesuatu, bukan satu predikat yang disahkan dalam selembar kertas putih dengan lambang negara. Kepahlawanan adalah kesediaan untuk membantu orang lain, sembari mengabaikan kepentingan diri.
Lafran Pane bekerja dengan cara memercikkan api intelektualitas, melalui organisasi kader bagi mahasiswa. Ia membangun basis organisasi mahasiswa berbasis Islam terbesar di Indonesia. Organisasi itu melahirkan banyak kader, intelektual, serta aktivis yang bertebaran di segala penjuru. Ia juga memperkenalkan integrasi antara Islam dan kebangsaan sebagai dasar dalam bernegara.
Setiap 25 Januari, HMI akan mengenang Prof. Drs. H. Lafran Pane. Dia pemrakarsa berdirinya HMI, organisasi yang banyak melahirkan sumber daya manusia (SDM) terdidik di negeri ini, juga punya andil besar terhadap lahirnya Proklamasi. Pada 25 Januari 1991, beliau meninggal dunia. Singkat kata, Lafran Pane Layak dijadikan tokoh nasional dan PAHLAWAN NASIONAL.
Keppres pengangkatan Prof. Lafran Pane sebagai Pahlawan Nasional telah ditanda tangani Presiden Jokowi bersama dengan pejuang asal Aceh Laksamana Malahayati, gerilyawan laut Sultan Mahmyd Riayat Syah dari Riau , tokoh nasionalis religius asal NTB Tuan Guru Pancor (Muhammad Zainudin Abdul Madjid). Presiden, akan menganugerahi gelar tersebut pada 9 atau 10 November 2017 mendatang di Istana Negara. Apakah juga akan bertambah lagi yang akan di anugerahi Pahlawan Nasional dari 9 orang yang diusulkan Kementerian Sosial tentu sesuatu yang bukan mustahil.
Momentum MUNAS X KAHMI
Munas X KAHMI di Medan ( Hotel Santika) pada tanggal 17 s/d 19 November 2017 nanti tentunya berbeda dengan Munas-Munas sebelumnya. Munas kali ini terasa istimewah karena keluarga besar HMI dan para alumninya sedang dalam suasana bersuka cita dan bersyukur kepada Allah SWT, karena pendiri HMI Prof Lafran Pane mendapatkan anugerah oleh Negara Republik Indonesia sebagai Pahlawan Nasional.
Momentum tersebut memberikan isyarat kepada para Alumni HMI yang bernaung di KAHMI sebagai langkah awal untuk introspeksi diri apakah kita sudah move on dalam mewujudkan cita-cita “masyarakat adil dan makmur yang di Ridhoi Allah SWT”. Dengan landasan yang kokoh sebagai “insan cita, pengabdi dan bernafaskan Islam”. Punya standar moral, konsisten dan berintegritas sebagaimana telah dicontohkan sebagai Role Model oleh almarhum Prof.Lafran Pane.
Seorang pahlawan sejati meletakkan bahagianya bukan pada gelar dan stempel, melainkan pada sejauh mana orang-orang akan mengenangnya, serta meletakkan namanya di hati orang banyak. Pahlawan sejati adalah mereka yang tak mencari sanjungan dan gelar, melainkan berbuat sesuatu untuk kehidupan yang lebih baik.
Selamat untuk seluruh jajaran HMI dimanapun berada, kita semua patut bangga, pendiri HMI adalah pahlawan bangsa yang ikut serta dalam perjuangan mengisi kemerdekaan bangsa ini.....MERDEKA...!!!