Mohon tunggu...
Bung Suroyo
Bung Suroyo Mohon Tunggu... Petani - Sekretaris Jenderal Pemuda Tani Indonesia

Sekretaris Jenderal Pemuda Tani Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kebijakan Pangan Prabowo-Gibran

16 Oktober 2024   10:42 Diperbarui: 16 Oktober 2024   10:57 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pemuda Tani Indonesia

Petani dan masyarakat perdesaan juga didukung dengan mempercepat pembangunan infrastruktur pertanian dan memperpendek rantai distribusi hasil-hasil pertanian. Pemeritahan kedepan akan mendirikan lembaga pembiayaan untuk usaha tani rakyat untuk memperkuat struktur permodalan, menjamin keberlangsungan usaha, dan pengembangan usaha. Pada Asta Cita yang memuat 8 Program Hasil Terbaik Cepat Poin 5, program Kredit Usaha Tani-Perternakan akan dijalankan untuk mendukung modernisasi model bisnis pertanian. Hal ini digalakan meliputi tata niaga agribisnis dan sistem pemasaran sektor pertanian melalui inovasi teknologi.

Pemerintah akan menjamin harga pangan yang menguntungkan petani, peternak, dan nelayan, sekaligus terjangkau bagi konsumen. Sehingga tata kelola impor pangan pokok dan utama berjalan lebih efektif dan optimal, serta tetap mampu menjaga stabilitas dan kepastian harga di tingkat petani, terutama di saat panen raya. Karena itu, petani tidak ditinggalkan sendiri, para pihak dilibatkan oleh pemeritnah untuk menjamin ketersediaan pangan pokok yang berkelanjutan melalui BUMN holding pangan ID FOOD. Memberdayakan dan memperkuat peran dan fungsi BAPANAS, BULOG, bersama BUMN holding pangan ID Food sebagai regulator dan produsen pangan pokok yang strategis, baik untuk peningkatan produksi berkesinambungan, pertumbuhan ekspor, dan upaya stabilisasi harga kebutuhan pokok dan komoditas pertanian strategis lainnya. Program-program di BUMN lainnya, universitas, dan lembaga penelitian juga diperkuat dalam bidang pemuliaan tanaman dan teknologi benih.

Pemuda-Pemudi Bertani

Menurut data BPS, selama satu dekade ini, petani yang berusia 45 tahun keatas mendominasi dengan presentase 67,86 persen. Sementara petani dibawah 45 tahun hanya 32,14 persen. Karena itu untuk meningkatkan minat petani muda dibutuhkan konsep ekonomi yang tidak memunggungi perdesaan. Petani, nelayan, peternak, dan masyarakat desa secara sosial-ekonomi direvitalisasi dan diperkuat dengan peran Koperasi Unit Desa (KUD). Koperasi sebagai manifestasi dari demokrasi ekonomi dan lembaga ekonomi yang berwatak kekeluargaan merupakan pelaksanaan dari mandat Pasal 33 UUD NRI 1945. Pasar rakyat juga akan ditumbuhkembangkan untuk meningkatkan produksi dan konsumsi, termasuk daya beli masyarakat desa. Pasar rakyat disangga dengan penguatan kelembagaan masyarakat yang bekerja di sektor pertanian, kehutanan, perikanan, kelautan, peternakan, UMKM, pariwisata, dan ekonomi kreatif, sebagaimana yang tertuang dalam Asta Cita 3: Meningkatkan Lapangan Kerja dan Mendorong Industri Kreatif.

Dari segi pemenuhan pangan beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) pemerintahan yang akan datang akan menerapkan program makan bergizi gratis sebagai Langkah nyata dan dapat dirasakan langsung untuk mengatasi persoalan Stunting (Tengkes). Hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan angka Stunting Nasional Tahun 2023 sebesar 21,5 persen atau turun 0,1 persen dibandingkan Tahun 2022 sebesar 21,6 persen, meski trennya menurun namun angka ini masih jauh dari target penurunan stunting Tahun 2024 sebesar 14 persen. Pada 8 Program Hasil Terbaik Cepat Poin 1, pemberian makan bergizi gratis dan susu di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil. Bahan pangan yang akan digunakan untuk program ini berasal dari keluarga petani dan produksi pertanian dalam negeri.

Tingginya angka Stunting (Tengkes) ini tentu berkaitan dengan ketidakberdayaan keluarga dalam hal pemenuhan kebutuhan primer yang Sehat, bergizi dan seimbang. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia berada pada garis kemiskinan. Data BPS, Pada Maret 2024 menunjukkan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia mencapai 0,83%, turun 0,29% dari Maret 2023 yang sebesar 1,12%. Angka ini merupakan yang terendah dalam sepuluh tahun terakhir. Kemiskinan ekstrem adalah kondisi di mana masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, air bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan akses informasi terhadap pendapatan dan layanan sosial.

Situasi dan kondisi agraria menjadi faktor yang menyebabkan kemiskinan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2024 menyebut, jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 25,22 juta orang atau sekitar 9,03 persen persen dari total penduduk. Dari angka tersebut yang harus menjadi perhatian adalah besarnya jumlah penduduk miskin di perdesaan. BPS menyebut angka kemiskinan paling banyak tersebar di wilayah perdesaan sebanyak 13,58 juta orang, sementara di wilayah perkotaan berjumlah 11,64 juta orang. Salah satu faktor yang melatari hal itu karena masih terjadi ketimpangan penguasaan, kepemilikan, dan pemanfaatan tanah yang dialami petani dan masyarakat di perdesaan. Demikian juga harga bahan pangan terkhusus beras yang menjadi penyumbang terbesar dari garis kemiskinan.

Tanggal 20 Oktober 2024 akan tercatat didalam sejarah bahwa harapan para wong cilik, petani, Nelayan, para pedagang Kecil, dan seluruh lapisan masyarakat Indonesia lainnya berada pada genggaman Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo-Gibran. Pemuda Tani Indonesia akan terlibat, mengawal, dan memastikan Asta Cita untuk petani dan masyrakat desa berjalan sesuai harapan. Swasembada Pangan beserta program-program yang telah disampaikan diatas, diyakini akan membawa kemerdekaan petani dan masyarakat desa. Tentu pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, kerja bersama antar pihak sangat menentukan. Termasuk aktor utama dari kebijakan yakni petani, nelayan, peternak, dan masyarakat desa. Dengan demikian pada tahun 2029 kelak, kita semua sebagai bangsa memiliki pijakan kokoh dalam sektor pertanian untuk menyongsong Indonesia emas Tahun 2045.

Penulis: Suroyo, Sekretaris Jenderal Pemuda Tani Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun