Jumat sore itu, kami tiba di Komam. Sabtunya akan ada selamatan oleh Julak Eko. Ahadnya dia akan mengawinkan putranya. Sore itu ada banyak obrolan. Tentu ada soal Israel versus Palestina. Malamnya juga banyak obrolan. Salah satu yang menarik adalah tentang tengkorak.Â
Di seberang rumah mama, tempat kami menginap, ada gunung batu. Gunung Loaan namanya. Gunung ini punya gua yang dulu pernah jadi tempat wisata.Â
Gunung ini dikerubuti belukar, glagah, dan tumbuhan liar, hingga pohonan kayu keras nan diameternya tak terlalu besar. Batu-batu putihnya hampir tak terlihat tertutupi hijaunya tanaman-tanaman alami tanpa kompromi. Di gunung ini ada kubur konon orang Dayak Paser. Beberapa orang sini pernah menemukan lokasinya nan ditandai beberapa buah tengkorak manusia. Entah iseng atau tertarik, tengkorak-tengkorak itu mereka bawa turun dan diletak di Goa. Mendengar ada tengkorak 'antik' dipajang di Goa, petugas kecamatan bergegas datang dan mengabadikannya lewat foto. Entah kutukan atau nasib sial, begitu pulang ke rumahnya, petugas itu mati. Mendengar orang kecamatan mati setelah bersua tengkorak, beberapa orang yang tadi membawanya kaget hampir mati. Tunggang-langgang mereka mengembalikan tengkorak-tengkorak itu ke tempat asalnya di gunung.Â
Ka Sari, empunya cerita ini, bilang bahwa di gunung begitulah leluhur kita dulu berkubur sebelum kini ditanam ke tanah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H