Pada tahun 65 M seorang lelaki tua menjalani hukuman mati -- dengan cara diminta bunuh diri  memotong pembuluh darahnya sendiri. Namun karena kebugaran tubuhnya dan kebiasaan hidup sehatnya, lelaki itu tidak lantas mati akibat pendarahan.Â
Pemberi hukuman memerintahkan salah seorang tabib meminumkannya racun. Kemudian agar proses kematian berjalan cepat lelaki tua itu dibawa ke ruang pemandian air panas agar darahnya cepat mengalir dan ia segera mati.Â
World History Ensyclopedia menuliskan bahwa penyebab lelaki  tua itu dieksekusi mati oleh muridnya sendiri (Kaisar Nero Claudius Caesar Augustus Germanicus) adalah atas tuduhan sebagai bagian dari komplotan untuk membunuh kaisar.Â
Lelaki tua itu adalah Lucius Annaeus Seneca  (Seneca the Younger, l. 4 SM - 65 CE),  seorang filsuf Stoic Romawi,  negarawan, dramawan, seorang satiris dari zaman sastra latin pasca Agustus.
Seneca adalah salah satu peletak dasar-dasar filsafat stoicisme. Sebagai seorang penulis, Seneca dikenal karena karya-karya filosofisnya, dan karena drama-dramanya dalam bentuk kisah tragedi. Stoicisme adalah aliran filsafat Helenistik yang didirikan oleh Zeno dari Citium di Athena pada awal abad ke-3 SM.Â
Ajaran kebijaksanaannya mengajarkan bahwa "kebajikan adalah satu-satunya kebaikan" bagi manusia, dan hal-hal eksternal ---seperti kesehatan, kekayaan, dan kesenangan---tidak baik atau buruk dalam dirinya sendiri (adiaphora), tetapi memiliki nilai sebagai "materi". untuk kebajikan untuk ditindaklanjuti". Â
Kebijaksanaan hidup Stoic
Aliran pemikiran filsafat stoicisme menekankan kepada kesesuaian hidup dengan alam - living in accordance with nature. Menurut Seneca kehidupan kita ini sejatinya amat dekat dengan pola yang telah disajikan secara universal oleh alam raya, oleh karenanya manusia menggunakan akalnya untuk mendapat pelajaran hidup yang tertuang di seluruh sisi dan unsur kehidupan  alam ini. Berbagai prinsip hidup yang harus dijalani adalah penyesuain pikiran, emosi dan tindakan sebagaimana harmonisasi alam.
Dalam sebuah kutipan dari surat yang ditulis Seneca sebelum ia mengakhiri hidupnya;
"Untuk satu-satunya pelabuhan yang aman dalam kehidupan yang terombang-ambing, laut yang bermasalah, adalah menghindari untuk terganggu dengan  apa yang akan terjadi di masa depan dan untuk berdiri siap dan percaya diri, berusaha keras untuk mengambil tanpa menyelinap atau tersentak apa pun keberuntungan yang dilemparkan kepada kita." ( Surat dari Stoic, Seneca )
Kebanyakan dari kita ketika dihadapkan kepada sebuah "goncangan" nasib, kesulitan, membuat reaksi yang negatif terhadap keadaan, atau bahkan menyalahkan orang lain. Menurut Seneca itu adalah reaksi yang sia-sia. Setiap orang harus siap menanggung penderitaan, penyakit, kehilangan, bahkan ancaman kematian.Â