Pernah melihat unggahan di media sosial tentang seseorang dan aktifitasnya yang cukup mencolok? Atau boleh dikatakan berlebihan? Berlebihan karena hampir semua unggahannya mengisyaratkan bahwa dirinya merasa sangat istimewa, ingin menjaring 'like', komentar sebanyak-banyaknya, ingin dipuji karena unggahannya.Â
Keinginan dan obsesi itu kemudian terus bertambah dan menjadi berlebihan. Perilaku orang itu bisa disebut sebagai mengidap 'narsistik'.
Menurut psikolog, narsisitik adalah bagian dari gangguan kepribadian, personlity disorder. Sebutan lainnya adalah  megalomania, gangguan kepribadian yang ditandai dengan pola jangka panjang dari mementingkan diri sendiri yang berlebihan, keinginan yang berlebihan untuk dikagumi.
Orang dengan gangguan kepribadian narsistik sering menghabiskan banyak waktu melamun tentang mencapai kekuasaan dan kesuksesan, dan merasakan ketidakadilan karena gagal melakukannya. Ini adalah pola pikiran obsesif dan rasa identitas yang tidak stabil, sering  mengatasi kehidupan nyata di bawah standar.
Bagaimana mengidentifikasi perilaku narsistik pada orang-orang di sekitar kita?
Secara umum bisa kita pahami bahwa seseorang mengidap gangguan kepribadian narsistik bilamana ia begitu memiliki keinginan atau obsesi terhadap pujian yang berlebihan.
Dan Neuharth, Ph.D., MFT, seorang terapis pernikahan dan keluarga berlisensi dan penulis buku terlaris If You Had Controlling Parents: How to Make Peace with Your Past and , menyebutkan dalam tulisannya di psychologytoday.com bahwa orang dengan gaya narsis  atau gangguan keperibadian narsistik memiliki perilaku dengan ciri-ciri seperti berikut:
*Menghindari introspeksi
*Kurang memiliki empati
*Menjadi hipersensitif terhadap hal-hal kecil
*Bertindak impulsif
*Merusak suasana hati orang lain / temannya
*Menolak atau menyembunyikan kesalahan
*Dihinggapi  rasa takut
*Suka menyalahkan orang lain
*'Stonewall' atau mundur saat merasa kecewa atau kesal
*Marah ketika dikritik
*Mengejar strategi menang-kalah
*Menyimpan dendam
*Memiliki hubungan satu arah
Perilaku narsis seperti yang tercantum di atas umumnya muncul untuk menyamarkan rasa tidak aman orang dengan gangguan kepribadian tersebut. Beberapa perilaku, seperti menghindari introspeksi, menyangkal kesalahan, menghalangi, atau menyalahkan orang lain, berusaha untuk menyorot dari kekurangan, ada juga pada  seorang narsis.
Lainnya, seperti merusak suasana hati orang lain yang baik, menyimpan dendam, dan menjadi hipersensitif terhadap hinaan dan kritik, dirancang untuk menempatkan orang lain pada posisi defensif dengan harapan bahwa orang lain akan lebih kecil kemungkinannya untuk menantang ego rapuh seorang narsis dan citra diri yang goyah .
Yang lain lagi, seperti memiliki hubungan satu arah atau kurang empati, mencerminkan kesulitan yang dihadapi seorang narsis dalam melakukan apapun selain hubungan yang dangkal atau transaksional.
Para narsis cenderung menitikberatkan  jatidirinya kepada nili-nilai;
- Kesempurnaan
- Dapatkan perhatian dari orang lain
- Keunggulan
- Kemenangan
- Status
- Gambaran diri