Mohon tunggu...
Bung Kusansejarah
Bung Kusansejarah Mohon Tunggu... -

Indonesia Tanah Air Beta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Eks Ketua KPK, Konvensi Capres Demokrat & Operasi Penghancuran Anas

11 Agustus 2013   22:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:25 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhirnya, Menteri ESDM Jero Wacik, satu dari banyak orang yang terlibat dalam gerakan menjatuhkan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, mengumumkan nama-nama anggota Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Tak ada yang istimewa. Kecuali, beberapa nama di Komite itu makin menjelaskan kenapa Anas harus dijatuhkan dari jabatan Ketua Umum.

Yang pertama dan paling utama adalah Taufikurrahman Ruki. Purnawirawan Jenderal Polisi ini, menduduki posisi Wakil Ketua Komite Konvensi Capres Demokrat. Kenapa yang bersangkutan bisa mendapat posisi itu? Tak banyak yang tahu, kecuali Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, yang juga Ketua Dewan Pembina, yang juga Ketua Dewan Kehormatan, yang juga Ketua Dewan Pengawas dan Ketua Umum Partai: Susilo Bambang Yudhoyono, yang "kebetulan" saat ini masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

Yang jelas, Taufikurrahman Ruki adalah mantan Ketua KPK ketika lembaga itu pertama kali dibentuk. Dimana, sebelumnya Taufikurrahman Ruki pernah menduduki jabatan yang sangat dekat dengan Susilo Bambang Yudhoyono. Yaitu, menjadi salah satu staf ahli di Menko Polhukkam saat Susilo Bambang Yudhoyono menduduki posisi tersebut, pada pemerintahan Megawati Soekarnoputri.

Termasuk, Sudi Silalahi yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Negara, adalah salah satu Deputi Menko Polhukkam saat jabatan itu masih dipegang oleh Susilo Bambang Yudhoyono. Dimana, pada masa itulah Rancangan Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi dibahas oleh Kementrian Koordinator tersebut.

Taufikurahman Ruki juga pernah menjabat sebagai salah satu pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), pada saat "serangan dan tekanan" agar Anas Urbaningrum dijadikan sebagai Tersangka dalam dugaan korupsi Proyek Hambalang sedang gencar-gencarnya. Bahkan, sempat beredar isu adanya nama yang "dihilangkan" dalam Laporan Audit BPK terkait proyek Hambalang.

Sebagai mantan Ketua KPK, lembaga yang telah menetapkan Anas sebagai Tersangka dalam dugaan korupsi "proyek lain" karena belum adanya bukti kuat Anas terlibat dalam kasus korupsi Proyek Hambalang, munculnya nama Taufikurrahman Ruki sangat layak untuk dipertanyakan.

Tentu bukan soal kapasitas yang bersangkutan menilai atau memilih Capres Partai Demokrat. Dan itu bukan hal yang penting, karena urusan Capres Partai Demokrat, itu urusan internal, tidak ada kaitan langsung dengan kemaslahatan publik.

Tapi, lebih penting dari itu adalah pertanyaan: apa keterkaitan antara masuknya nama Taufikurrahman Ruki sebagai mantan Ketua KPK dengan penetapan Anas sebagai tersangka oleh KPK, yang menyebabkan Anas berhenti dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, dan menjadikan Taufikurrahman Ruki sebagai Wakil Ketua Komite Konvensi Capres Partai Demokrat?

Tidak perlu analisis yang rumit untuk menemukan "benang-merah" kenapa Anas Urbaningrum harus dijatuhkan dari posisi Ketua Umum Partai Demokrat dengan penetapan status Tersangka oleh KPK. Orang awam akan dengan sangat jelas bisa membaca, bahwa penetapan Anas sebagai tersangka bermotif politik. Sangat politis, tepatnya!

Silakan saja Anda berargumen membantah. Tapi, faktanya memang begitu. Apalagi jika kemudian kita lihat siapa nama-nama anggota Konvensi Capres Partai Demokrat dan kontribusinya terhadap "penjatuhan" Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Misalnya nama Vera Fabriyanti, sepertinya tidak terkait. Tapi, sebagai anak dari Ventje Rumangkang, masuknya nama Vera Febriyanti sebagai anggota Komite jelas punya motif politik. Masih ingat, Ventje adalah pendiri dan orang yang menghimpun Forum Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat yang secara terbuka meminta agar Anas dinon-aktifkan dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun