Mohon tunggu...
Politik

Pancasila, Kaum Muda dan Masa Depan

1 Juni 2017   06:20 Diperbarui: 1 Juni 2017   07:16 3541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Bagi kaum muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari-hari, berselancar dan bermedia sosial. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Apalagi hamper seluruh kaum muda tidak lepas dari gadget atau smart phone. Rasa sosial terhadap masyarakat pun menjadi berkurang karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan gadget, memang betul, gadget sudah menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh.

Pergaulan kaum muda pun sudah hampir tidak terkontrol, selain gadget yang tidak mau lepas dari tangannya yang bisa menyebabkan tindakan dan perilaku yang menyimpang, juga pergaulan yang diakibatkan oleh derasnya globalisasi yaitu seks bebas, narkoba dan gank motor. Kondisi yang demikian tersebut sudah semakin meluas dan berkelanjutan, jika tidak segera ditangani, kedepan bangsa ini tidak sekedar miskin secara ekonomi, tetapi miskin secara moral.

Sudah sangat jelas bahwa globalisasi telah mengguncang budaya kita (culture shock). Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan kaum muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya dan bangsa sendiri dan minimnya rasa peduli/solidaritas terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?

Sudah saatnya pemerintah melakukan penanganan yang masif sejak dini untuk meng-counter dampak-dampak buruk dari globalisasi yang merusak tatanan budaya dan jati diri bangsa. Tayangan-tayangan media televisi adalah salah satu bagian dari kemerosotan moral dengan munculnya konten-konten yang tidak mendidik, ditambah konten-konten negatif lain yang masuk secara bebas melalui internet. Disisi yang lain, pemerintah menggalakkan kegiatan-kegiatan yang mengangkat tema-tema kebudayaan lokal dan nasional dengan melibatkan kaum muda sebagai subjek aktif yang berperan strategis sehingga memunculkan kebanggaan terhadap budayanya sendiri.

Dengan demikian, kaum muda yang terlibat dan peran sertanya diapresiasi kedepan akan lahir generasi-generasi yang menjunjung tinggi budaya bangsa.

Kurikulum pendidikan pun harus sudah mulai di evaluasi, kurikulum yang berlaku saat ini cenderung memaksa dan mematok kadar yang berstandar pada nilai bukan pada kesukaan,minat, hobi dan bakat. Pemerintah harus mulai melirik sistem pendidikan yang dianut negara-negara lain, seperti Finlandia, Singapura dan negara lainnya. Karena kita bukan sedang menyiapkan robot-robot untuk pabrik, tetapi menyiapkan manusia-manusia produktif, calon-calon pemimpin dan manusia-manusia yang akan membentuk peradaban dunia.

Menjadi bangsa yang besar dan hebat dikemudian hari adalah menciptakan jalan dari mulai hari ini, 20-30 tahun kedepan adalah miliknya kaum muda hari ini.

Selamat Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945-2017

Salam Pancasila, Salam Bhineka Tunggal Ika..!!

Kalamullah

Ketua Forum Komunikasi Alumni Gerakan Siswa Nasional Indonesia Provinsi Jawa Barat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun