Betulkah Ada kepentingan para pengusaha di balik pemberitaan buruknya alutsista Jerman yang di beli Indonesia. Judul sebuah situs berita yang mengagetkan banyak pihak di nilai hanya mengundang spekulasi barisan sakit hati yang tidak terakomodasi suaranya dalam bisnis alutisita, benarkah begitu ?? Berita yang di turunkan juga tidak di imbangi oleh komentar para pejabat di kementrian terkait seperti yang di tuduhkan.
Dalam tulisan yang di buat oleh salah satu berita online di sebutkan, bahwa alutsista  militer Jerman ternyata kumpulan besi tua yang tidak bisa berjalan. Berita ini berasal dari sebuah laporan intelijen yang sangat rahasia.
Bahkan Angkatan Bersenjata Jerman sendiri mengeluhkan buruknya kondisi alutista lantaran mengalami kelangkaan suku cadang. Siapak yang bermain di balik ini ? Mengapa dokumen tertulis tersebut tidak di konfirmasi ? betulkah mencari sensasi ?
Katanya Ratusan jet tempur, helikopter, dan kendaraan lapis baja terpaksa dikandangkan karena tidak layak beroperasi. Laporan setebal sepuluh halaman itu sejatinya ditempeli label rahasia. Toh, cap tersebut tidak menghalangi kebocorannya ke media. Di dalamnya berisikan keluhan angkatan bersenjata Jerman, Bundeswehr, mengenai persenjataan yang mulai usang, tanpa adanya suku cadang pengganti.
Laporan tersebut mencuat tiga hari setelah Angkatan Laut mengakui bahwa dari 22 helikopter tempur jenis Sea Lynx yang dimilikinya, cuma satu yang layak terbang.
Sementara laporan lain menyebut cuma 70 dari 110 kendaraan lapis baja pengangkut pasukan yang layak beroperasi. Muramnya kondisi alat tempur Jerman juga terungkap ketika harian Bild melaporkan, angkatan udara alias Luftwaffe hanya bisa mengoperasikan 42 dari 109 jet tempur Eurofighter, serta 38 dari 89 jet tempur Tornado.
Laporan tersebut muncul setelah Kanselir Jerman, Angela Merkel memastikan pihaknya tidak akan mengikuti operasi gabungan serangan udara terhadap ISIS atau terlibat dalam operasi militer di Ukraina. Kita tunggu dan kita lihat saja siapa yang bermain di belakang ini semua yah ??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H