Mohon tunggu...
Giat 9 Desa Doplang Blora
Giat 9 Desa Doplang Blora Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka Mengaji

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penelusuran UNNES Giat 9 dalam Penambangan Ulang Minyak Peninggalan Belanda di Dusun Trembes, Desa Doplang, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora

25 Juli 2024   22:10 Diperbarui: 25 Juli 2024   22:22 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi Salah Satu Titik Sumur Minyak)/UNNES Giat 9

Pada tanggal 24 Juni 2024 pukul 13.00 WIB, Pemerintah Kabupaten Blora menggelar penerjunan Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang diikuti oleh kurang lebih 63 mahasiswa. Penerjunan ini bertujuan untuk membantu pengembangan masyarakat desa melalui beberapa program dengan tema ketahanan pangan, penggerak pancasila, dan stunting yang sudah dirancang oleh para mahasiswa baik dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya.

Para mahasiswa yang sudah diterjunkan terbagi menjadi lima kelompok desa dalam dua kecamatan yaitu Kecamatan Jati dan Kecamatan Banjarejo, diantaranya: Desa Doplang, Desa Jati, Desa Gabusan, Desa Sidomulyo, dan Desa Banjarejo. Salah satu desa penerjunan yang kami tempati yaitu Desa Doplang beranggotakan 11 mahasiswa. Desa Doplang terbagi menjadi delapan dusun, 11 Rukun Warga (RW), dan 53 Rukun Tetangga (RT). Delapan dusun tersebut diantaranya: Dusun Doplang, Dusun Klatak, Dusun Dukuhan, Dusun Bulak Gading, Dusun Glonggong, Desa Ngasem, Desa Grogol, dan Dusun Trembes. Saat ini, Desa Doplang dipimpin oleh Kepala Desa yang bernama Agus Supriyono. 

Setelah melakukan observasi di Desa Doplang ini, kami melihat bahwasanya setiap dusun memiliki potensi untuk dikembangkan. Pada dasarnya desa ini sudah termasuk ke dalam desa mandiri. Salah satu dusun yang memiliki potensi terbesar pada desa ini adalah Dusun Trembes. Potensi Dusun Trembes berupa sumur minyak yang merupakan sumur peninggalan Belanda. "Peninggalan Belanda ini, jika dilihat dari peta produksi Pertamina, sumur ini mulai produksi pada tahun 1912-1917". ujar Pak Winarto.

(Dokumentasi Salah Satu Titik Sumur Minyak)/UNNES Giat 9
(Dokumentasi Salah Satu Titik Sumur Minyak)/UNNES Giat 9

Pada tanggal 2 Juli 2024, kami melakukan observasi di Dusun Trembes bersama dengan salah satu perangkat desa dan didampingi oleh Kepala Dusun Trembes. Kami dikenalkan banyak hal yang ada di Dusun Trembes. Setelah kami melakukan wawancara dengan salah satu warga Dusun Trembes yaitu Bapak Winarto,  kami mendapatkan beberapa informasi terkait pengolahan penambangan minyak. 

(Dokumentasi Salah Satu Titik Sumur Minyak)/UNNES Giat 9
(Dokumentasi Salah Satu Titik Sumur Minyak)/UNNES Giat 9
Penambangan minyak jaman dahulu pernah beroperasional perkiraan pada tahun 1900-an dan menggunakan tenaga kerja dari Wonocolo. Hasil penambangan tersebut kisaran 1 tangki per operasionalnya. Tetapi dikarenakan kurangnya alat yang memadai akhirnya operasional penambangan minyak berhenti. Penambangan minyak kembali dilakukan oleh warga Dusun Trembes saat ini dengan beberapa persiapan yang cukup matang. Kedalaman sumur minyak ini kurang lebih 300 meter. Sistem penambangan minyak ini seluruhnya di kelola oleh warga Dusun Trembes itu sendiri, dipertanggungjawabkan oleh KUD, dan bekerja sama dengan pihak Pertamina. "Penyaluran minyak tidak dapat langsung diserahkan kepada pihak Pertamina dikarenakan adanya pihak ketiga yaitu KUD. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan pihak KUD untuk penyaluran minyak kepada pihak Pertamina", ujar Bapak Winarto. 

(Dokumentasi Pipa Sumur Minyak)/UNNES Giat 9
(Dokumentasi Pipa Sumur Minyak)/UNNES Giat 9

Alat yang digunakan dalam penambangan minyak ini masih menggunakan alat tradisional, beberapa alatnya dibuat secara manual oleh warga setempat dan beberapa alat lainnya dibeli contohnya, sibel minyak untuk mengangkut minyak. Dusun Trembes sendiri memiliki 6 titik sumur minyak sudah ditandai oleh pihak Pertamina. Penambangan minyak baru dimulai dari satu titik pertama sebagai bentuk uji coba keberhasilan. "Setelah titik pertama berhasil akan dilanjutkan ke titik-titik selanjutnya" ujar Bapak Winarto.

(Dokumentasi Alat-Alat Tradisional Penambangan Sumur Minyak)/UNNES Giat 9
(Dokumentasi Alat-Alat Tradisional Penambangan Sumur Minyak)/UNNES Giat 9
(Dokumentasi Penampungan/Tandon Minyak)/UNNES Giat 9
(Dokumentasi Penampungan/Tandon Minyak)/UNNES Giat 9
Hasil penambangan minyak warga Dusun Trembes disalurkan kepada pihak Pertamina melalui perantara KUD. Penambangan minyak ini untuk semestara belum dapat beroprasional karena masih menunggu datangnya alat berupa sibel untuk mengambil minyaknya. Saat ini, warga hanya memantau dan juga membersihkan kotoran yang ada di dalam sumur minyak tersebut. Setelah beroperasi minyak akan di wadahi pada sebuah tandon minyak. Penambangan minyak ini berdampak positif bagi warga Dusun Trembes karena dapat digunakan sebagai mata pencaharian warga dusun setempat. Potensi yang ada memberi peluang pada pasar tenaga kerja dan secara tidak langsung dapat menekan angka pengangguran di desa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun