THAILAND menunjukkan diri sebagai tim spesialis turnamen. Menghadapi Oman di Stadion Abdullah bin Khalifa, Ahad (21/1/2024) malam WIB, Tim Gajah Perang terlihat betul sengaja mengincar hasil imbang. Apa alasannya?
Seperti biasa, setiap petang saya membuka aplikasi AFC Live untuk ikut tebak-tebakan. Untuk pertandingan Oman vs Thailand, mulanya saya memilih imbang. Namun menjelang kick-off saya berubah pikiran dan ganti pilihan.
Saya ganti memilih Thailand yang bakal keluar sebagai pemenang. Alasannya, tim asuhan Ishii Masatada pasti mengincar tiga poin demi mengamankan tiket ke fase gugur.
Terlebih lawan terakhir Thailand di Grup F adalah Arab Saudi. Jadi, supaya dapat bermain tanpa beban di matchday terakhir, saya menebak Theeraton Bunmatan, cs. bakal menggulung Oman sekalipun dengan skor tipis.
Ternyata Thailand punya perhitungan sendiri. Sebuah hitung-hitungan yang sangat matang dan terukur, menunjukkan betapa mereka adalah tim sarat pengalaman dalam mengarungi turnamen.
Alih-alih ngotot, Thailand justru bermain lebih defensif dan pasif. Mereka membiarkan para pemain Oman terus menekan sepanjang pertandingan, tetapi tidak pernah membiarkan ada yang masuk ke dalam kotak penalti.
Hanya sesekali saja Thailand balik menyerang. Itupun cuma 2-3 pemain yang maju ke depan, sedangkan sisanya tetap bertahan di area permainan sendiri.
Setelah mengamati jalannya permainan di babak pertama, barulah saya menyadari jika Thailand sengaja mengincar hasil imbang. Keyakinan saya semakin menguat setelah melihat bagan turnamen di laman Wikipedia.
Harus diakui, hitung-hitungan Thailand sungguh brilian. Indonesia harus belajar banyak dari mereka.
Memilih Lawan Selanjutnya
Mengapa Thailand hanya mengincar hasil imbang melawan Oman? Apa yang mereka perhitungkan?