Selepas itu Troussier berkarya di Jepang yang menjadi era terbaik dalam kariernya. Samurai Biru ia bawa menjuarai Piala Asia 2000 dan membuatnya diganjar anugerah Pelatih Terbaik Asia tahun itu.
Setahun berselang, Jepang melaju jauh hingga partai final Piala Konfederasi 2001. Sayang, Nakata Hidetoshi, cs. kalah tipis 0-1 dari Prancis di laga pamungkas.
Troussier pulalah otak di balik kesuksesan Jepang di Piala Dunia 2002. Dibawanya Samurai Biru melaju hingga 16 besar, prestasi tertinggi yang belum pernah diulangi lagi hingga kini.
Pendek kata, Troussier adalah pelatih level dunia. Maka, kekalahan Qatar dari Indonesia yang ditangani pelatih ecek-ecek tidak bisa diterima oleh petinggi federasi (QFA).
Troussier dipecat tepat setelah Qatar kalah dari Indonesia!
Bersua Lagi
Siapa sangka Troussier berjumpa lagi dengan Indonesia di Piala Asia. Kali ini bersama Vietnam, tim yang di level senior tidak bisa dikalahkan oleh Shin Tae-yong.
Menilik pada permainan Vietnam kala melawan Jepang, lalu dibandingkan dengan permainan Indonesia ketika kalah dari Iraq, tampak jelas tim asuhan Troussier bermain lebih rapi dan lebih disiplin. Malah bisa menjebol gawang Zion Suzuki dua kali pula.
Maka, jangan heran kalau Vietnam menjadi favorit di matchday kedua Grup D melawan Indonesia tadi malam. Hanya sedikit saja yang percaya Indonesia bakal bisa mengalahkan Vietnam.
Permainan tebak hasil di aplikasi AFC Live bisa jadi contoh. Nyaris 90% penggunanya menjagokan Vietnam, berbanding tak sampai 10% yang memilih Indonesia.
Jujur saja, saya pribadi sempat agak ragu Indonesia bisa menang. Saya biarkan pilihan pada aplikasi AFC Live kosong. Baru memilih beberapa saat menjelang kick-off.
Ternyata Asnawi Mangkualam, dkk. menunjukkan penampilan luar biasa. Sejak menit awal mereka menekan lawan, bahkan Rafael Struick sudah mengetes kiper Filip Nguyen pada detik ke-30.