PETUALANGAN PSIP Pemalang di Liga 3 Zona Jawa Tengah 2023 terhenti secara tragis. Laskar Benowo tersingkir menyusul hasil pertandingan Persiku Kudus vs Persip Pekalongan pada Ahad (17/12/2023) sore WIB.
Sebelumnya, PSIP menduduki posisi kedua klasemen sementara Grup H dengan koleksi 4 poin. Persip memuncaki klasemen dengan 7 poin, sedangkan Persiku yang berpoin 3 berada di dasar klasemen.
Dari ketiga tim, Persip sudah dipastikan melaju ke Babak 8 Besar. Apapun hasil di Stadion Wergu Wetan, termasuk kalah besar dari Persiku sekalipun, Laskar Kota Batik tetap akan menjuarai Grup H.
Nasib berbeda memayungi Persiku dan PSIP. Keduanya masih sama-sama berpeluang menemani Persip, sehingga pertandingan terakhir Grup H sore ini menjadi penentu siapa yang lebih berhak lolos sebagai peringkat kedua.
Syarat berat mengadang Persiku jelang menjamu Persip. Pasalnya, hanya kemenangan yang bisa membuat Macan Muria menyalip sekaligus menyingkirkan PSIP dari kompetisi.
Di kubu PSIP, harapan masih ada sepanjang Persiku gagal menaklukkan Persip. Sebuah asa yang sungguh tipis mengingat Persip sudah dipastikan lolos ke Babak 8 Besar.
Bisa dimaklumi jika pelatih Persip, Gatot Barnowo, lebih memilih menurunkan pemain pelapis di kandang Persiku. Laga ini sudah tidak lagi menentukan bagi mereka, bahkan kalah 0-100 pun mereka tetap jadi juara grup. Jadi, buat apa tampil ngotot?
Apa yang dikhawatirkan segenap fans PSIP Pemalang pada akhirnya benar-benar terjadi.
Persip Melempem
Tak seperti sebelum-sebelumnya, para pemain Persip tampil melempem di Wergu Wetan. Bukan saja tak membuat satupun ancaman berarti ke gawang Persiku, penggawa Laskar Kalong terkesan membiarkan begitu saja para pemain Persiku menguasai bola.
Persiku sendiri memanfaatkan dengan baik keadaan ini. Mereka langsung unggul cepat di awal babak pertama, lalu memegang penuh kendali permainan di sepanjang babak pertama.
Keadaan tak berubah di babak kedua. Para pemain Persip masih tak terlihat memberikan tekanan berarti pada lawan. Membuat Persiku dengan leluasa menguasai tempo.
Memasuki sepertiga akhir babak kedua, wasit menunjuk titik putih setelah pemain belakang Persip melakukan pelanggaran di dalam kotak 16 meter. Seisi stadion seketika bersorak sorai menyambut keputusan sang pengadil.
Kiper Persip sebetulnya mampu membaca arah bola hasil eksekusi penalti. Namun si kulit bundar melaju kencang dan tetap menggetarkan jala gawang, sekalipun sempat menyentuh ujung jari goalkeeper.
Setelah tertinggal 0-2, barulah pemain Persip meningkatkan tempo permainan. Mereka lebih serius lagi dengan melakukan tusukan-tusukan berbahaya melalui sayap.
Peluang emas pertama didapat Persip pada 10 menit akhir, disusul beberapa kans lain. Namun seluruhnya dapat dimentahkan oleh kiper Persiku.
Barulah pada menit ke-86 Persip berhasil mencetak gol balasan. Berawal dari satu serangan yang berbuah kemelut di dalam kotak penalti Persiku, Haezel Wahyudya Perdana membuat jala gawang lawan bergetar.
Tak ada gol tambahan di sisa waktu yang ada. Skor 2-1 untuk keunggulan Persiku tetap bertahan hingga wasit meniup peluit panjang.
Kemenangan ini mengerek posisi Persiku ke peringkat kedua klasemen akhir Grup H dengan poin 6. Sekaligus menggusur PSIP yang hanya mengoleksi 4 angka.
Persip sendiri tetap kokoh di puncak klasemen dengan raihan 7 poin. Dengan demikian Grup H diwakili oleh Persip dan Persiku di Babak 8 Besar.
Suporter Saling Tuduh
Ada hal menarik menjelang dan sepanjang pertandingan Persiku vs Persip. Di mana tampak sekali suporter Persip lebih senang jika Persiku yang mendampingi timnya lolos ke Babak 8 Besar, bukan PSIP.
Artinya, suporter Persip sama sekali tidak keberatan klub idola mereka kalah di kandang Persiku. Karena hanya itulah satu-satunya jalan untuk menyingkirkan PSIP.
Sikap ini merupakan buah kekesalan suporter Persip atas hasil pertandingan pertama Babak 12 Besar. Yakni laga melawan PSIP di Stadion Mochtar, akhir November lalu.
Ketika itu pertandingan berakhir imbang 1-1. Namun sebetulnya Persip mencetak gol kedua di akhir pertandingan melalui sundulan Haezel.
Malangnya, gol tersebut dianulir wasit karena hakim garis menganggap Haezel berada dalam posisi offside. Padahal eks pemain Belitung FC itu datang dari belakang dan bola berasal dari lemparan ke dalam.
Lalu terjadi beberapa insiden yang merugikan Persip, tetapi tidak dihiraukan wasit. Salah satunya ketika pemain Persip dijatuhkan di dalam kotak penalti PSIP.
Buntutnya, suporter Persip menuduh PSIP dibantu wasit. Ada pula disinggung-singgung nama BS, sosok yang dikenal luas sebagai mafia sepakbola.
Suporter PSIP tentu saja tak terima dengan tuduhan tersebut. Ketika kemudian Persip keok di kandang Persiku, bahkan tampak bermain tanpa semangat sama sekali, ganti suporter PSIP yang melempar tuduhan ada main mata.
Terlepas dari semua itu, partai Persiku vs Persip sore tadi memang sangat rawan menimbulkan kesalahpahaman. Ini jenis-jenis pertandingan yang berpeluang melahirkan tuduhan miring.
Persip berada dalam dilema. Menang atau menahan imbang Persiku dianggap membantu PSIP. Sebaliknya, kalah pun tetap kena tuduhan sengaja mengalah demi membantu Persiku.
Namun bukan sikap bijak jika manajemen maupun suporter PSIP bermain-main dengan isu tersebut. Lebih baik melakukan introspeksi sekaligus mengevalusi diri agar tahun depan kembali lebih kuat lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H