Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Memutus Dahaga Medali di Asian Games

17 September 2023   19:35 Diperbarui: 19 September 2023   10:40 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasilnya, Tim Garuda kalah telak 1-4. Satu-satunya yang bisa dibanggakan dari pertandingan ini adalah, Indonesia merupakan tim pertama (dari cuma dua tim) yang bisa menjebol gawang Korut.

Di sepanjang turnamen itu gawang Korea Utara hanya bobol dua kali. Sekali oleh Fandi Eko Utomo di 16 besar, lalu sekali lagi oleh Rim Chang-woo dari Korea Selatan di partai final.

Lalu pada 2018, Indonesia melaju ke fase knock-out sebagai juara Grup A. Lawannya di 16 besar adalah Uni Emirat Arab yang lolos dari jalur peringkat tiga terbaik.

Catatan UAE tidak meyakinkan ketika itu. Namun ternyata timnas tak bisa menaklukkan lawan dan malah kalah adu penalti.

Well, melihat catatan Indonesia di Asian Games, terutama di dua edisi terakhir, lolos ke 16 besar semestinya bukan lagi target. Itu adalah keharusan, sekalipun lewat jalur peringkat tiga terbaik.

Kalau bicara harapan, tentu saja saya ingin Indonesia kembali meraih medali Asian Games. Saya ingin dahaga 65 tahun ini terobati, seperti halnya puasa emas SEA Games baru saja kita putus.

Namun saya juga realistis, tanpa sama sekali bermaksud meremehkan kemampuan Rizky Ridho, dkk. Meraih medali agaknya target yang terlalu tinggi untuk kita capai di Asian Games.

Maka, jika Indra Sjafri bertekad menghadirkan kejutan, saya hanya berharap apa kelak yang ia capai bersama tim Indonesia U-24 adalah rekor yang lebih baik dari 2014 dan 2018. Itu saja.

Ya, minimal menembus perempatfinal. Kalaupun ternyata sukses meraih medali, mana mungkin saya menolak?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun