Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kisah Bobby Moore Mengelap Tangan saat Disalami Ratu Elizabeth II

10 September 2022   00:24 Diperbarui: 10 September 2022   00:31 1378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SEPANJANG hidupnya, mendiang Ratu Elizabeth II dikenal luas akan kegemarannya menunggang kuda. Namun mengaitkan sang ratu dengan olahraga, ada satu momen ikonik dalam dunia sepak bola yang bakal selalu dikenang warga Inggris dan juga dunia.

Kita mundur ke masa 56 tahun lalu, tepatnya pada 30 Juli 1966. Saat itu Ratu Elizabeth berusia 40 tahun dan telah 14 tahun menduduki tahta.

Sabtu sore yang cerah itu Ratu Elizabeth II duduk di tribun VIP Stadion Wembley dengan wajah semringah. Pasalnya, scoreboard jumbo yang berada di atas salah satu tribun menunjukkan skor besar-besar. ENGLAND 2 GERMANY W. 1.

Ya, timnas Inggris tengah unggul 2-1 atas Jerman Barat, berkat gol Geoff Hurst dan Martin Peter. Sementara pertandingan tinggal menyisakan dua menit saja di waktu normal.

Semua penonton yang memadati Wembley, termasuk Ratu Elizabeth II, bersiap-siap merayakan satu momen bersejarah. Begitu wasit Gottfried Dienst asal Swiss meniup peluit, maka Inggris bakal dipastikan menjadi juara Piala Dunia.

Sayang, kemenangan tersebut musti buyar di menit ke-89. Berawal dari tendangan bebas Lothar Emmerich yang menghantam pagar hidup, sebuah kemelut terjadi di dalam kotak penalti Inggris.

Suasana kacau itu membuat bola liar terpantul ke mana-mana, sebelum akhirnya jatuh di kaki Wolfgang Weber yang tanpa pengawalan di sisi kiri kotak kecil. Tanpa pikir panjang, bek tengah Jerman Barat itu langsung menceploskan bola ke dalam gawang.

Skor menjadi 2-2 dan bertahan hingga wasit meniup peluit panjang tiga kali. Apa boleh buat, pertandingan musti dilanjutkan ke babak ekstra. Ratu Elizabeth II mau tidak mau harus lebih lama berada di Wembley.

Hat-trick Hurst

Seolah ingin membayar lunas kecerobohan mereka di menit akhir tadi, para pemain Inggris langsung tancap gas di babak tambahan. Gawang Jerman Barat terus dibombardir, tetapi bola ada yang menghantam tiang atau melenceng jauh dari sasaran.

Kalau bukan karena sigapnya penampilan kiper Hans Tilkowski sore itu, tentulah gawang Jerman Barat telah kebobolan banyak. Berkali-kali Tilkowski menggagalkan peluang Inggris, meski harus membuat penyelamatan-penyelamatan sulit.

Memasuki menit ke-11 babak tambahan, atau menit 101 secara total, Alan Ball mengirim bola ke dalam kotak penalti dari sisi kanan pertahanan Jerman Barat. Geoff Hurst menyongsong umpan tersebut, lalu melepas tembakan keras ke arah gawang sambil berbalik badan.

Tilkowski gagal menghentikan laju bola. Si kulit bundar meroket dan membentur sisi dalam mistar gawang, lalu memantul ke bawah dengan cepat, untuk kemudian langsung disundul jauh-jauh oleh salah seorang bek Jerman Barat.

Saking cepatnya kejadian tersebut, wasit Dienst ragu-ragu apakah bola pantulan tadi sudah melewati garis gawang atau belum. Karena itu pria Swiss tersebut lantas mendatangi hakim garis Tofiq Bahramov asal Azerbaijan untuk berkonsultasi.

Dengan yakin Bahramov menyatakan bahwa bola telah melewati garis gawang. Wasit lantas membunyikan peluit sebagai isyarat terjadinya gol. Para pemain Jerman Barat langsung mengejar Bahramov untuk melancarkan protes, tetapi skor tetap bertahan.

Memasuki menit-menit akhir, nyaris seluruh pemain Jerman Barat naik ke bidang permainan Inggris demi mencari peluang untuk menyamakan skor. Malang, mereka justru kena hantaman satu serangan balik cepat dari Inggris.

Moore yang mendapatkan bola di lini tengah, melepas umpan jauh pada Hurst yang tidak dikawal lawan. Hurst membawa bola menuju kotak penalti, lalu melepas satu tendangan keras begitu menginjakkan kaki di dalam kotak. Gol!

Inggris memenangkan pertandingan dengan skor 4-2. Seisi stadion bergemuruh merayakan momen bersejarah tersebut. Lalu sampailah kita pada momen ikonik yang menjadi judul tulisan.

Mengelap Tangan

Sebagai kapten tim, Moore berjalan duluan memimpin rekan-rekannya naik ke tribun VIP untuk menerima trofi Jules Rimet dari Ratu Elizabeth II. Karena itulah dia yang akan jadi orang pertama disalami sang ratu.

Ketika melihat Ratu Elizabeth II mengenakan sarung tangan putih nan bersih, spontan Moore mengelapkan kedua tangannya ke parapet sambil berjalan. Tindakannya ini terekam jelas oleh kamera dan dapat disaksikan pada video yang saya sertakan setelah paragraf terakhir.

"Bobby melihat Ratu mengenakan sarung tangan. Dia tidak mau mengotori sarung tangan Ratu. Karena itu dia mengelapkan tangannya pada parapet tepat sebelum menerima trofi," kenang pencetak trigol pada laga bersejarah tersebut, Geoff Hurst, jelang partai final Euro 2020 antara Inggris dan Italia (The Mirror).

Moore memang berpikiran tangannya yang basah berkeringat tentu kotor usai bertanding selama 120 menit di lapangan. Itu sebab dia coba membersihkannya dengan mengelap-elapkan bagian dalam telapak pada parapet.

Berlalu setengah abad, ternyata pertandingan bersejarah itu masih diingat jelas oleh Ratu Elizabeth II. Ketika menyampaikan dukungan pada timnas Inggris jelang partai final Euro 2020, sang ratu menyebutkan betapa pentingnya meraih gelar juara seperti yang dilakukan Moore, dkk.

"Lima puluh lima tahun lalu saya beruntung dapat mempersembahkan Piala Dunia pada Bobby Moore dan melihat sendiri betapa berartinya bagi para pemain, manajemen tim, dan juga seluruh staf untuk memenangkan partai final di turnamen sepak bola internasional besar," kata Ratu, seperti saya kutip dari The Sportman.

"Saya bersama seluruh keluarga kerajaan ingin mengucapkan selamat pada kalian atas keberhasilan mencapai final Piala Eropa. Saya juga berharap hasil terbaik bagi kalian, dengan harapan sejarah mencatat tidak hanya kesuksesan kalian, tetapi juga semangat, komitmen, dan kebanggaan yang kalian punyai," lanjut Ratu.

Sayang, Ratu Elizabeth II tidak dapat mengulangi apa yang pernah dia rasakan 55 tahun sebelumnya bersama Harry Kane, cs. Inggris yang sempat unggul lebih dulu gagal menang saat itu. Lalu hanya beberapa bulan jelang bergulirnya Piala Dunia 2022, Sang Ratu telah berpulang.

Alhasil, foto yang menangkap momen Ratu Elizabeth II menyerahkan trofi juara Piala Dunia 1966 pada Bobby Moore menjadi memorabilia paling berharga dalam sejarah sepak bola Inggris.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun