Penulis: Setia Permana Nurhidayat dan Darwin H. Pangaribuan (Mahasiswa Pascasarjana dan Dosen Jurusan Agronomi Hortikultura) Fakultas Pertanian Universitas Lampung
"Tanaman lobak bukan hanya menjadi pemandangan yang menarik di kebun, tetapi juga memiliki peran penting sebagai makanan fungsional. Â Makanan fungsional adalah kategori makanan yang tidak hanya menawarkan lebih dari sekedar nutrisi dasar, tetapi juga memberikan manfaat berupa meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit ketika dikonsumsi secara teratur sebagai bagian dari pola makan sehat harian"
Tanaman lobak, secara ilmiah dikenal sebagai Raphanus sativus, termasuk dalam famili Brassiceae (Saha et al., 2023),  Tanaman ini telah dibudidayakan sejak ribuan tahun yang lalu, awalnya berasal dari Asia Tengah dan Timur, terutama di daerah yang sekarang menjadi bagian dari China dan Jepang.  Dari sana, lobak menyebar ke seluruh dunia, menunjukkan keserbagunaan dan kemampuan beradaptasi, serta menjadi  salah satu tanaman pangan yang penting dan menjadi bagian integral dari banyak masakan di berbagai belahan dunia (Younus, I. et al., 2022).
Lobak tumbuh subur di habitat yang beriklim tropis, subtropis, dan beriklim sedang, dengan keanekaragaman tertinggi membentang dari daratan Mediterania Timur hingga Laut Kaspia (Selvakumar, R., 2022; Sing, B.K., 2021). Â Tanaman ini lebih menyukai tanah yang lembab, kaya akan bahan organik, dan memiliki drainase yang baik (Tegin, I. et al., 2022). Â Meskipun dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, lobak lebih cocok ditanam pada tanah yang sedikit asam hingga netral. Â Mereka juga tumbuh dengan baik di daerah yang terkena sinar matahari penuh, meskipun toleran terhadap sedikit naungan (Sindhu, V. et al., 2020).
Secara morfologis, tanaman lobak menunjukkan keanekaragaman yang signifikan (Tegin, I. et al., 2022). Â Akar lobak bisa berbentuk bulat, lonjong, bulat telur, hingga berbentuk fusiform (Wei, Q. et al., 2022; Selvakumar, R., 2022), dengan warna kulit biasanya berwarna putih, merah, atau ungu, mencerminkan keragaman yang luas dalam spesies (Hu, T. et al., 2022; Arro, J. and Labate, J.A., 2021). Â
Struktur daun tanaman lobak menunjukkan variabilitas morfologi yang cukup signifikan, meliputi bentuk yang bervariasi dari melingkar hingga oval dengan permukaan bertekstur kasar. Â Daun lobak umumnya berwarna hijau tua, berkontribusi pada variabilitas keseluruhan yang diamati pada varietas lobak (Thakur, N.K. et al., 2023; Aly, A.A. et al., 2023). Â Secara taksonomi, lobak diklassifikasikan ke dalam genus Raphanus, mencakup beragam varietas budidaya dengan karakteristik yang berbeda. Â Tiga kelas utama lobak adalah:
(a). Sativus, dikenal karena berbagai jenis akarnya yang dapat dimakan (Thakur, N.K. et al., 2023); (b). Â Caudatus, yang mencakup varietas dengan polong yang dapat dimakan seperti mougri atau ekor tikus (Younus, I. et al., 2022); dan(c). Â Oleifera, terutama digunakan untuk keperluan hijauan atau biji minyak (Li, X. et al., 2023).
Komposisi Kandungan Nutrisi Tanaman Lobak
 Tanaman lobak memiliki komposisi nutrisi yang beragam.  Mereka mengandung karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, dan mineral dalam berbagai proporsi (Younus, I. et al., 2022). Persentase komposisi kandungan nutrisi dalam tanaman lobak adalah sekitar 8---10% karbohidrat, 1---2% protein,0,1---0,2% lemak, dan 2---3% serat. Â
Dalam hal vitamin, lobak menyediakan sekitar 20---30% dari nilai harian vitamin C dan 10---15% vitamin K  yang direkomendasikan.  Selain itu , lobak mengandung mineral penting, seperti kalium (5---8% dari nilai harian yang direkomendasikan) dan mangan  (5---10% dari nilai harian yang direkomendasikan) (El-Beltagi, H.S. et al., 2022; Gamba, M. et al., 2021).  Namun persentase komposisi kandungan nutrisi tanaman lobak ini bervariasi tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu: varietas tanaman, metode budidaya, dan kondisi pertumbuhan.Â
Selain nutrisi makro, lobak juga mengandung senyawa fitokimia dan antioksidan, seperti plafonoid, polifenol, terpen, dan glucosinolate. Â Kandungan flavonoid merupakan 38,8% berdasarkan hasil penelitian yang dilaporkan, diikuti oleh polifenol non-flavonoid (8,4%), terpen dan turunannya (8,2%), lemak dan senyawa terkait lemak (6,4%), dan glukosinolat (5,6%) (Gamba, M. et al., 2021).
Kandungan vitamin dan mineral penting dalam tanaman lobak, seperti vitamin C, kalium, dan mangan, berkontribusi pada berbagai aspek kesehatan manusia. Vitamin C bertindak sebagai antioksidan kuat, membantu memerangi radikal bebas dan mengurangi risiko penyakit kronis (Roses, C. et al., 2023).Â