Mohon tunggu...
Drh. Chaidir, MM
Drh. Chaidir, MM Mohon Tunggu... profesional -

JABATAN TERAKHIR, Ketua DPRD Provinsi Riau Periode 1999-2004 dan Periode 2004-2008, Pembina Yayasan Taman Nasional Tesso Nillo 2007 s/d Sekarang, Pembina Politeknik Chevron Riau 2010 s/d sekarang, Ketua Dewan Pakar DPD Partai Demokrat,Riau 2009 s/d 2010, Wakil Ketua II DPD Partai Demokrat Riau 2010 s/d 2015, Anggota DPRD Tk I Riau 1992 s/d 1997, Wakil Sekretaris Fraksi Karya Pembangunan DPRD Tk I Riau 1993 s/d 1998, Ketua Komisi D DPRD Tk. I Riau 1995 s/d 1999, Ketua DPRD Provinsi Riau 1999 s/d 2004, Ketua DPRD Provinsi Riau 2004 s/d 2008, Wakil Ketua Asosiasi Pimpinan DPRD Provinsi se-Indonesia 2001 s/d 2004, Koordinator Badan Kerjasama DPRD Provinsi se-Indonesia Wilayah Sumatera 2004 s/d 2008, Pemimpin Umum Tabloid Serantau 1999 s/d 2000, Pemimpin Umum Tabloid Mentari 2001 s/d 2007, Anggota Badan Perwakilan Anggota (BPA Pusat)AJB Bumiputera 1912 2006 s/d 2011, Ketua Harian BPA AJB Bumiputera 1912 (Pusat)2010 s/d 2011, Dosen Luar Biasa FISIPOL Jurusan Ilmu Pemerintahan UIR Pekanbaru 2009 s/d sekarang, Dosen Luar Biasa FISIPOL Jur Ilmu Komunikasi Univ Riau Pekanbaru 2009 s/d sekarang, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi DWIPA Wacana 2011

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teka-teki Ayam dan Telur

24 Mei 2012   13:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:51 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oleh drh Chaidir

TEKA-teki kuno mana yang lebih dulu ada, ayam atau telur, belum terjawab secara memuaskan sampai hari ini dan mungkin juga menjelang dunia kiamat. Asumsi pertama menyebut, ayam terlebih dulu ada, barulah kemudian ada telur. Bukankah hanya ayam betina yang bisa bertelur? Tapi asumsi ini segera terbantahkan, bukankah ayam menetas dari sebuah telur? Maka dengan demikian telurlah terlebih dulu ada, baru kemudian menetas, menjadi ayam betina atau ayam jantan.

Ada yang menjawab teka-teki itu secara mudahnya saja, ayam dan telur, lebih dulu ayam. Mana yang lebih dulu telur atau ayam, maka yang lebih dulu adalah telur. Tergantung apa yang disebut duluan. Tapi jawaban itu tentu tidak substansial sehingga sama sekali tidak memuaskan termasuk juga tidak memuaskan ayam itu sendiri, yang masih terus menyimpan misteri. Kadang-kadang ayam memberi sinyal melalui kokoknya, tetapi tetap tidak dipahami oleh manusia.

Para ilmuwan dari universitas di Sheffield dan Warwick, dengan menggunakan super komputer untuk men-'zoom in' pembentukan telur dalam perut ayam, telah menemukan jawaban teki-teki iseng tersebut. Komputer yang disebut HECToR itu mengungkapkan bahwa OC-17 sangat penting dalam memulai kristalisasi atau tahap awal penciptaan kulit telur. Para peneliti tersebut menemukan bahwa pembentukan kulit telur bergantung pada satu protein yang hanya ditemukan di indung telur ayam. Artinya, telur hanya bisa ada jika berada di dalam perut ayam betina. Protein yang disebut ovocledidin-17, atau OC-17 bertindak sebagai katalis untuk mempercepat pengembangan kulit telur (Republika.co.id, Kamis 15 Juli 2010). Jadi menurut ilmuan tersebut ayam duluan baru kemudian telur terbentuk. Tapi, bukankah ayam menetas dari telur? Nah lho.

Perdebatan selesai bila dilihat dari perspektif agama. Ayam terlebih dulu ada. Sebab segala sesuatu diciptakan oleh Sang Pencipta berpasang-pasang. Ada siang ada malam, ada bumi ada langit, ada laki-laki ada perempuan, dan lain sebagainya. Bukankah Nabi Adam dan Siti Hawa juga bukan dilahirkan?

Beberapa hari lalu, tepatnya, 19 Mei 2012, dalam sebuah seminar nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Riau, saya menggunakan ilustrasi teka-teki jadul itu untuk menggambarkan korelasi program pendidikan dengan kepemimpinan pada umumnya di negeri ini. Suka atau tidak suka, jujur harus diakui, kita menghadapi masalah dalam kedua bidang tersebut, baik di pusat maupun di daerah. Secara umum kita masih menghadapi masalah dengan program pendidikan, sehingga belum menghasilkan lulusan yang mampu bersaing. Dunia pendidikan kita juga belum menjadi kawah candradimuka yang sakti bagi para calon pemimpin kita, sehingga kita menghadapi krisis kepemimpinan.

Ibarat ayam dan telur, mana yang lebih dulu bermasalah, program pendidikan yang kurang bagus sehingga menghasilkan pemimpin yang lemah atau karena pemimpin lemah maka program pendidikan menjadi kurang bagus. Atau dengan premis lain, pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan pemimpin dengan kepemimpinan yang berkualitas. Pemimpin yang berkualitas akan menghasilkan program pendidikan yang berkualitas. Entahlah.

Tentang Penulis : http://drh.chaidir.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun