Mohon tunggu...
Drh. Chaidir, MM
Drh. Chaidir, MM Mohon Tunggu... profesional -

JABATAN TERAKHIR, Ketua DPRD Provinsi Riau Periode 1999-2004 dan Periode 2004-2008, Pembina Yayasan Taman Nasional Tesso Nillo 2007 s/d Sekarang, Pembina Politeknik Chevron Riau 2010 s/d sekarang, Ketua Dewan Pakar DPD Partai Demokrat,Riau 2009 s/d 2010, Wakil Ketua II DPD Partai Demokrat Riau 2010 s/d 2015, Anggota DPRD Tk I Riau 1992 s/d 1997, Wakil Sekretaris Fraksi Karya Pembangunan DPRD Tk I Riau 1993 s/d 1998, Ketua Komisi D DPRD Tk. I Riau 1995 s/d 1999, Ketua DPRD Provinsi Riau 1999 s/d 2004, Ketua DPRD Provinsi Riau 2004 s/d 2008, Wakil Ketua Asosiasi Pimpinan DPRD Provinsi se-Indonesia 2001 s/d 2004, Koordinator Badan Kerjasama DPRD Provinsi se-Indonesia Wilayah Sumatera 2004 s/d 2008, Pemimpin Umum Tabloid Serantau 1999 s/d 2000, Pemimpin Umum Tabloid Mentari 2001 s/d 2007, Anggota Badan Perwakilan Anggota (BPA Pusat)AJB Bumiputera 1912 2006 s/d 2011, Ketua Harian BPA AJB Bumiputera 1912 (Pusat)2010 s/d 2011, Dosen Luar Biasa FISIPOL Jurusan Ilmu Pemerintahan UIR Pekanbaru 2009 s/d sekarang, Dosen Luar Biasa FISIPOL Jur Ilmu Komunikasi Univ Riau Pekanbaru 2009 s/d sekarang, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi DWIPA Wacana 2011

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kabinet Impian - wacana agar Presiden SBY membentuk Zaken Kabinet

16 Oktober 2011   18:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:52 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh drh Chaidir

PEROMBAKAN kabinet alias reshuffle atau bisa juga disebut kocok ulang kabinet, menjadi berita hangat dalam pekan-pekan terakhir ini. Tidak seperti isu yang berkembang beberapa bulan lalu, kali ini Presiden SBY kelihatannya sungguh-sungguh akan melakukan reshuffle. Beberapa tokoh yang merasa pantas didudukkan, mulai terkena gejala panas-dingin tak tentu sebab.

Dari beberapa jajak pendapat,  tingkat kepuasan publik terhadap Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II memang menurun tajam. Kinerjanya dianggap tidak memuaskan. Penyebabnya, sudah menjadi perbincangan umum, dan mudah diketahui. Pertama, beberapa menteri diragukan kapasitasya; kedua, terlalu berorientasi partai politik. Hal itu wajar, karena beberapa menteri itu adalah tokoh-tokoh partai dan diusulkan oleh parpol yang bersangkutan. Nama mereka mencuat dan dikenal di pentas nasional karena mereka aktivis partai. Partai politik pastilah berbicara kepentingan partai, setelah itu baru kepentingan umum. Jadi, reshuffle itu wajar.

Tak ada yang salah dalam metoda rekrutmen kabinet. Penunjukan menteri itu hak prerogatif Presiden. Presiden SBY bahkan secara demonstratif memamerkan betapa transparan dan obyektifnya proses audisi atau fit and proper test dilakukan. Proses pemanggilan sang calon menteri ke Cikeas merupakan tontonan menarik melalui televisi. Sehingga belum lagi sang calon secara definitif terpilih dan dilantik, rumah sang calon sudah dipenuhi karangan bunga ucapan selamat. Mungkin karena sekarang era keterbukaan, sehingga proses seperti itu tak  bisa dihindari. Bila dibandingkan dengan rekrutmen menteri di era Presiden Soeharto misalnya, sang calon menteri tanpa diketahui telah dipantau sejak jauh hari. Rekam jejaknya sudah dipelajari, bahkan juga latar belakang kehidupannya. Kendati proses rekrutmennya tidak teaterikal, tapi pilihannya tak diragukan oleh masyarakat, sebutlah beberapa nama seperti Prof Soemitro Djoyohadikusumo, Prof Dorodjatun Kuncoro Jakti, Radius Prawiro, Prof Emil Salim, Ali Wardana, Arifin Siregar, Prof BJ Habibie, dan lain-lain. Mereka merupakan nama-nama yang tidak diragukan kapasitasnya oleh dalam dan luar negeri. Yang disebut terakhir bahkan terpilih sebagai Wapres dan kemudian sebagai Presiden RI menggantikan Presiden Soeharto.

Presiden Soeharto beruntung tidak mendapat tekanan hebat dari parpol dalam pembentukan kabinet seperti yang dialami oleh Presiden SBY. Padahal Presiden SBY dipilih langsung oleh rakyat, sehingga memperoleh legitimasi yang sangat kuat, apalagi dengan sistem pemerintahan presidensil yang kita anut.

Kini wacana sangat kuat agar Presiden SBY membentuk Zaken Kabinet, yakni kabinet yang diisi oleh tenaga-tenaga ahli dan profesional dalam bidangnya. Bisakah? “Harus Bisa” Itu judul buku tentang kepemimpinan SBY yang ditulis Dino Patti Jalal. Ibarat pertandingan sepakbola, Presiden SBY telah banyak membuang peluang di depan gawang. Ini peluang terakhir bagi Presiden SBY untuk menyusun kabinet impian bangsanya, yang mampu membawa bangsa ini keluar dari berbagai himpitan masalah, bukan kabinet mimpi atau kabinet tinggal mimpi.

Tentang penulis http://drh.chaidir.net

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun