Bunga Zahra - Program Studi Televisi dan Film
Kabupaten Jember, yang terletak di Provinsi Jawa Timur, memiliki julukan "Kota Suwar Suwir" karena makanan khasnya yang begitu lekat dengan identitas daerah tersebut. Suwar-suwir, sebuah kudapan yang berbahan dasar tape, gula, dan susu, bukan hanya sekadar camilan manis yang disukai oleh masyarakat lokal dan wisatawan, tetapi juga memiliki potensi besar untuk menggerakkan ekonomi daerah Jember melalui sektor kuliner, pariwisata, dan industri kreatif. Suwar-suwir sudah ada di Jember sejak zaman penjajahan Belanda, dan hingga kini menjadi ikon kuliner yang wajib dicicipi oleh para wisatawan. Proses pembuatannya mirip dengan dodol atau jenang, tetapi memiliki tekstur lebih padat dan rasa manis bercampur kecut dari tape yang menjadi ciri khasnya.Â
Makanan ini dikenal luas sebagai oleh-oleh yang ikonik dari Jember, dan terus berkembang dalam varian rasa seperti cokelat, vanila, pandan, kopi, hingga rasa buah-buahan seperti nangka dan sirsak.Identitas ini sangat penting dalam transformasi ekonomi Jember karena makanan khas seperti suwar-suwir dapat menjadi simbol pariwisata kuliner. Ketika sebuah daerah berhasil menonjolkan produk lokalnya, wisatawan tidak hanya akan datang untuk menikmati alam atau budaya, tetapi juga mencicipi keunikan makanan setempat. Dalam hal ini, suwar-suwir berperan penting sebagai salah satu motor penggerak sektor pariwisata Jember. Pariwisata kuliner di Jember telah menunjukkan perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir, berkat promosi makanan khas seperti suwar-suwir.Â
Pemerintah Kabupaten Jember, melalui berbagai inisiatif, telah memfasilitasi program pelatihan kewirausahaan dalam pembuatan suwar-suwir. Program-program semacam ini tidak hanya memberdayakan masyarakat lokal tetapi juga mendorong mereka untuk lebih kreatif dalam menciptakan varian baru dari suwar-suwir. Hal ini dibuktikan dengan adanya inovasi rasa dan kemasan yang semakin menarik di pasaran.Menurut penelitian dari Universitas Jember, agroindustri suwar-suwir menunjukkan potensi yang besar untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber pendapatan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di Jember.Â
Dengan menggunakan metode analisis seperti Interpretive Structural Modeling (ISM) dan Analytical Hierarchy Process (AHP), peneliti dapat mengidentifikasi elemen-elemen penting dalam pengembangan agroindustri suwar-suwir, termasuk peningkatan kualitas produksi, inovasi produk, serta strategi pemasaran yang lebih luas. Suwar-suwir tidak hanya memberikan dampak positif pada sektor pariwisata, tetapi juga berkontribusi besar pada pengembangan ekonomi lokal. Pengusaha lokal yang bergerak dalam produksi suwar-suwir kini tidak hanya mengandalkan pasar domestik, tetapi juga mulai menembus pasar internasional. Hal ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk memperluas ekspor produk-produk khas daerah guna meningkatkan pendapatan daerah.
Dengan promosi yang gencar dan partisipasi aktif dari pengusaha lokal, suwar-suwir berpotensi menjadi salah satu produk ekspor unggulan dari Jember. Beberapa negara Asia dan Timur Tengah telah menjadi target ekspor produk ini. Potensi tersebut semakin membuka lapangan kerja baru, khususnya di sektor produksi dan pengemasan makanan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Meskipun suwar-suwir memiliki banyak potensi, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam upaya transformasi ekonomi melalui makanan khas ini. Salah satunya adalah tantangan dalam hal inovasi produk. Karena suwar-suwir memiliki tekstur dan rasa yang mirip dengan dodol, diperlukan inovasi yang lebih kreatif dalam segi rasa dan bentuk agar produk ini tetap kompetitif di pasar yang semakin dinamis. Selain itu, kendala dalam distribusi dan pemasaran juga menjadi isu, terutama untuk menjangkau pasar yang lebih luas di luar daerah Jember.
Transformasi ekonomi Jember melalui makanan khas suwar-suwir memiliki prospek yang cerah. Suwar-suwir tidak hanya sekadar oleh-oleh, tetapi juga simbol identitas budaya yang dapat dijadikan daya tarik wisata kuliner. Dengan adanya dukungan dari pemerintah, masyarakat, serta inovasi dari pengusaha lokal, suwar-suwir berpotensi besar untuk meningkatkan perekonomian lokal dan menjadikan Jember semakin dikenal di kancah internasional sebagai kota kuliner khas.
Referensi:
1.Putri, I.P., Wibowo, Y., Novijanto, N. (20xx). Strategi Pengembangan Agroindustri Suwar-Suwir di Kabupaten Jember. Berkala Ilmiah Pertanian 1(1): xx-xx
2.Puspasari Setyaningrum. (2023). Mengapa Jember Dijuluki Kota Suwar Suwir?. https://surabaya.kompas.com/read/2023/05/24/214712378/mengapa-jember-dijuluki-kota-suwar-suwir. (diakses pada 14 November 2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H