Mohon tunggu...
Bunga Zahra Gustin
Bunga Zahra Gustin Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswa

seorang penulis dan memiliki ketertarikan dalam menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perempuan Merdeka: Kesetaraan Pendidikan

22 Oktober 2022   00:00 Diperbarui: 22 Oktober 2022   00:07 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

stigma seperti itu sudah melekat di masyarakat yang kemudian membuat banyak perempuan untuk tidak melanjutkan pendidikannya atau kalau pun ada perempuan yang memilih untuk menuntut ilmu dan memilih menjadi ibu rumah tangga, ilmunya juga yang dia dapatkan tidak akan berguna, kalimat seperti "ngapain kamu sekolah, cari ilmu sana-sini kalau ujungnya ngurus anak dirumah dan kalau ujungnya hanya di dapur,"

perempuan merupakan ciptaan tuhan yang begitu hebat, kuat alias strong. tuhan menitipkan sebuah amanah yang besar untuk dijaga dan ada tugas yang mulia yang dipercayakan tuhan kepadanya. ada pepatah yang mengatakan, perempuan adalah tiang negara, jika baik perempuannya maka baik juga negaranya.

Begitu besar peran perempuan di muka bumi, sudah menjadi kodrat perempuan untuk menjadi gerbang peradaban. Lantas untuk menjadi perempuan hebat apa yang harus dilakukan?

Kata  siapa perempuan tidak bisa produktif? Emansipasi wanita sudah lama digalakkan untuk menyetarakan antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan laki-laki dan perempuan tidak menutup kemungkinan untuk perempuan dapat setara atau bahkan lebih dari laki-laki. Tapi tetap ada batasan jika di rumah, peran laki-laki menjadi kepala keluarga, dan perempuan harus patuh di bawah laki-laki yang menjadi suaminya.

Lalu, bagaimana dengan perempuan yang memiliki pendidikan tinggi?

Sudah sepatutnya perempuan setara dengan laki-laki untuk urusan pendidikan, tidak hanya laki-laki saja yang memiliki ilmu yang luas, perempuan juga. Karena di pundak perempuan terdapat tanggung jawab besar, yang keseluruhannya itu diperlukan yang namanya ilmu.

Sering kita mendengar cibiran dari orang -orang dengan mengatakan, Nanti tidak laku punya pendidikan tinggi. Atau Perempuan ujung-ujungnya di dapur tidak perlu sekolah tinggi.

Memang setelah menikah, perempuan memiliki tanggung jawab tambahan untuk mengurus suami dan anak, tapi tidak menutup kemungkinan perempuan produktif mengembangkan karir dan mengaplikasikan ilmu hasil dari pendidikannya.

Di samping itu juga, laki-laki mapan dan cerdas serta berpendidikan memilih perempuan yang berpendidikan pula untuk menjadi pasangan hidupnya. Cantik saja tidak cukup untuk modal masa depan, karena perempuan cantik di luar sana banyak, tapi sedikit yang memiliki pendidikan tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun