Permasalahan seputar pendidikan tidak jarang terjadi disekeliling kita. Segala macam pemberitaan tentang carut marut pendidikan tidak asing lagi dalam pengamatan dan pendengaran alat indera. Peristiwa demi peristiwa terjadi yang terkadang tanpa ada suatu solusi dari para pemegang kepentingan dalam dunia pendidikan dewasa ini.Baik pemberitaan tentang bacaan dalam buku LKS siswa Sekolah Dasar yang tidak senonoh (misal : permasalahan perceraian, pemerkosaan dll), adanya siksaan yang dilakukan guru kepada siswanya yang nakal dengan alibi sebagai hukuman serta guru yang mengajar asal-asalan tanpa memperhatikan perkembangan siswa.
Disamping itu keadaan kurikulum pendidikan di Indonesia sering berubah. Hingga muncul kurikulum 2013 yang terkesan dipaksakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Prof.Dr.Ir.Muhammad Noeh yang masih tidak karuan baik dalam konsep dan susunan anggaran. Bahkan belum ada pelatihan bagi guru-guru secara intensif dan merata untuk mendukung proses pelaksanaan kurikulum, mengingat kurikulum ini harus sudah jalan sebentar lagi.
Sejatinya inti dari permasalahan ini terletak pada kualitas para pengajar serta sistem pembelajaran dalam sekolah yang kurang membangun perkembangan siswa, khususnya di sekolah milik pemerintahan (negeri). Padahal kualitas anak negeri adalah tonggak kemajuan Indonesia yang dicerminkan oleh kualitas pendidikannya. Sehingga akan muncul suatu pertanyaan, pendidikan itu apa? Apa hubungannya dengan kualitas anak negeri yang menjadi tonggak kemajuan suatu negara? Lalu terobosan cerdas apa yang tepat untuk sistem pendidikan di Indonesia?
Pendidikan dan Kemajuan Negara
Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. [1]
Sehingga tidak dipungkiri jika pendidikan merupakan hal mendasar bagi pengembangan kualitas diri manusia, khususnya membebaskan para generasi muda dari kebodohan dan kemiskinan. Suatu instrumen yang mendukung manusia untuk mampu mengembangkan potensi, kreatifitas dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Sebab itulah yang menjadi bekal mereka untuk tampil dan unggul menghadapi berbagai persaingan didunia usaha dan industri.
Dalam mencapai hal tersebut harus didukung dengan sistem pembelajaran yang berorientasi membentuk kualitas diri tiap anak didik. Sistem pembelajaran yang mampu mengembangkan segala potensi dan minat bakat mereka serta tidak terkesan kaku, dimana hanya menggunakan ruang kelas di sekolah sebatas menjadi ruang untuk mendengar ceramah dari para guru, bukan menjadi ruang berkembangnya pola pikir dan kreativitas.
Kemudian jika pola pembelajaran tersebut terwujud secara nyata maka pasti lahir generasi muda dengan kualitas unggul. Ditangan merekalah nasib Indonesia ditentukan, akankah mengalami kemajuan signifikan ataukah mengalami kemunduran yang mengecewakan. Naik turunnya angka kemiskinan dan kebodohan di Indonesia pun juga ditentukan oleh generasi muda yang kita miliki saat ini.
Terobosan Cerdas
Dalam membentuk kualitas generasi muda yang unggul dan berkarakter, menurut saya perlu adanya suatu terobosan cerdas dalam sistem pembelajaran disekolah. Sebab disekolah, karakter anak akan terbentuk dengan sendirinya. Berikut beberapa terobosan tersebut :
1.Guru yang mengajar tidak hanya bersenjatakan sertifikasisaja tetapi juga memiliki kualitas yang mumpuni. Dalam hal ini guru memiliki peranan yang sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian atau karakter siswa karena guru kelas merupakan salah satu idola bagi para siswa. Sehingga seorang guru harus memiliki kepribadian dan karakter kuat agar menjadi teladan baik bagi siswa. Setidaknya ada tes kepribadian dan simulasi ketika mereka mengajar didalam kelas. Mengajar bukan hanya sebatas ceramah materi didepan kelas saja, namun mengajak komunikasi serta memotivasi para siswa untuk lebih peka atau peduli, interaktif, berani beropini dan memiliki moral yang bagus. Serta hendaknya para guru mengajar sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing, agar nantinya pemahaman siswa tidak setengah-setengah.
2.Adanya program “After-School”, yakni program yang dilakukan sesuai pulang sekolah semacam program ekstrakulikuler yang umumnya diisi oleh tutor pelajaran seperti tutor PR (pekerjaan rumah), bahasa asing (Inggris, Chinese, French, Spanish dll.), Kesenian, Musik, Kerajinan Tangan dan sebagainya dimana kesemuanya itu free (gratis). Dan lebih menarik lagi tutoring ini diadakan oleh para mahasiswa yang menjadi volunteer atau relawan. Jadi mahasiswa tidak hanya sekedar kuliah namun mereka bisa mengabdikan diri dengan membantu siswa-siswi sekolah dengan ilmu yang mereka dapat di kampus. Apalagi jika didukung dengan pihak kampus yang dengan senang hati mengirimkan mahasiswanya secara berkala ke sekolah-sekolah disekitar kampus. Hal ini tentunya terlepas dari program kampus yakni KKN (Kuliah Kerja Nyata), PPL (Praktek Pengajaran Langsung) maupun PKL (Praktek Kerja Langsung). Sehingga para mahasiswa bisa menyalurkan rasa sosialnya kepada masyarakat sesuai dengan poin tiga (3) Tri Darma Perguruan Tinggi yakni “Pengabdian kepada masyarakat”. [2]
3.Budaya Membaca, sejatinya harus sudah diterapkan semenjak dini khususnya bagi siswa sekolah dasar. Ide saya adalah ketika siswa belajar dikelas, satu per satu mereka dipanggil ke ruangan lain untuk belajar membaca. Hasilnya nanti ditulis diatas buku laporan mengenai perkembangan membacanya. Buku laporan tersebut nantinya mampu membantu orang tua untuk mengetahui kemajuan membaca putra-putrinya, sehingga disini peran orang tua juga dibutuhkan ketika membimbing dan memotivasi putra-putrinya dirumah.
4.Memperkenalkan how to conduct a reasearch. Dimana para siswa mempelajari langkah demi langkah dalam melakukan penelitian, mengenal apa itu hipotesis, asumsi dan lain sebagainya. Hal ini sangat bagus bagi perkembangan keingintahuan, kepekaan dan analisis para siswa. Mereka diajak untuk lebih berani bropini atas penelitian sederhana yang dilakukan. Sayang sekali jika nantinya Bapak Menteri Pendidikan memaksakan untuk dihapuskannya mata pelajaran IPA atau science dalam kurikulum, malah makin jauh tertinggal saja pendidikan ini.
5.Adanya pelajaran moral untuk para siswa. Setiap hari setidaknya ada waktu sekitar 30 menit untuk belajar bagaimana cara menghadapi bullying atau intimidasi, how to respect others atau bagaimana menghormati orang lain. Sehingga siswa tidak akan lupa bagaimana moral yang baikdan tidak baik untuk dilakukan. Tak hanya cerdas berfikir dan beropini saja tapi juga diajarkan cerdas dalam bersikap yang dilakukan sejak dini.
6.Budaya istirahat berbarengan atau Break Time. Dalam hal ini diajarkan kepada siswa untuk lebih menghemat uang saku yakni dengan membawa bekal masing-masing dan memakannya bersama-sama dengan teman sekelas. Siswa akan lebih akrab dengan teman-temannya, belajar hidup sehat dengan makanan rumahan serta menghemat uang saku untuk ditabung dirumah.
7.Belajar di perpustakaan, merupakan kegiatan wajib dimana para siswa akan belajar menganalisa buku-buku atau sekedar membaca ditemani dengan mentor-mentor. Mentor tersebut merupakan para guru ataupun mahasiswa sebagai volunteer, mereka menemani siswa untuk membantu memahami suatu buku bacaan. Sehingga perlu sekali fasilitas Perpustakaan disetiap sekolah yang didesain secara menarik dalam menunjang perkembangan pengetahuan siswa..
8.Pengaturan meja belajar, juga mempengaruhi siswa. Umumnya meja diatur menghadap papan tulis dengan kata lain papan tulis dan meja guru sebagai centeratau pusat ruang kelas. Tapi usul saya, meja diatur menjadi tiga baris dimana kursi-kursi diatur mengelilingi meja tersebut layaknya ruang rapat. Artinya para siswa saling berhadapan satu sama lain dalam jajaran meja tersebut. Masing-masing meja diberi nama para siswa, maka siswa tidak duduk seenaknya dikursi orang lain. Sekitar sebulan sekali, meja-meja tersebut dirolling sehingga para siswa akan berhadapan dengan siswa yang berbeda. Hal ini bukan berarti tanpa alasan, dengan teknik ini siswa bisa mengenal keseluruhan teman sekelasnya secara lebih dekat tidak sebatas perkenalan didepan kelas pada awal sekolah. Disamping itu tidak akan ada yang namanya “geng” ataupun kelompok-kelompok siswa tertentu, sehingga semua siswa itu sama. Dampaknya tidak akan ada lagi yang namanya pertengkaran antar “geng” yang marak terjadi pada remaja saat ini.
9.Adanya TA (Teaching Assistant). Merupakan asisten guru untuk membantu siswa yang membutuhkan bantuan khusus selama pelajaran. Dimana TA tersebut merupakan mahasiswa sebagai volunteer atau relawan sekolah. Dalam satu ruangan kelas ada beberapa TA yang mobile diruangan untuk membantu para siswa. Didukung dengan penataan meja guru yang berhadapan (jauh) dengan papan tulis dan merupakan meja panjang dan besar. Siswa yang butuh bantuan khusus selama pelajaran bisa duduk disitu untuk dibantu oleh para TA atau Teaching Assistant (asisten guru). Sehingga tidak ada lagi yang namanya guru membentak siswa yang tidak bisa, namun melalui pendekatan oleh TA iniah mampu membantu pemahaman siswa akan pelajaran serta memberi motivasi yang membangun.
10.Dapat digunakan karton pembatas ketika ujian. Merupakan semacam kertas karton besar yang dilipat jadi tiga untuk ditaruh didepan setiap siswa ketika ujian agar mereka tidak saling menyontek. Siswa juga mempunyai dua buah kartu berwarna merah dan hijau. Kalau warna merah ditaruh diatas karton artinya siswa tersebut perlu bantuan dan jika warna hijau artinya siswa tersebut fine atau baik-baik saja. Hal ini melatih siswa untuk disiplin diri agar tidak menyontek dan lebih rajin belajar.
11.Penilaian pekerjaan siswa akan di cek oleh guru dan TA. Kalau sudah benar pekerjaan siswa tersebut di ceklist (√) menggunakan marker warna hijau, kalau belum selesai atau masih salah menggunakan marker warna merah. Apabila sudah selesai dan benar semua maka diberi tanda bintang berwarna besar diselingi tulisan “Good Job, Well done, Excellent dan lain-lain”. Sehingga siswa secara tidak langsung merasa dihargai dan sangat senang ketika mendapatkan tanda bintang. Jika siswa telah selesai dengan pekerjaannya dan waktu masih banyak, mereka bisa mengerjakan pekerjaan lain atau sekedar membaca, dan bisa membantu siswa yang lain. Semua pekerjaan mereka disimpan didalam file pribadi (dalam laci) yang akan dicek oleh Guru dan TA.
12.Outclass atau belajar diluar, bagus bagi para siswa ketika cuaca cerah. Mereka juga diajarkan untuk menjadi tutor kepada siswa-siswi dibawahnya (adik kelas). Mereka mengunjungi kelas dibawahnya lalu membawanya keluar. Disana mereka membacakan cerita atau mengajak bermain. Dari situ mereka sudah belajar untuk care atau peduli kepada yang lain.
13.Budaya beropini harus mulai diterapkan di dalam kelas. Sehubungan dengan penjelasan pada poin satu (1) yakni sistem mengajar saat ini umumnya hampir 90% guru berceramah atau yang menerangkan dan 10% interaksi dengan siswa. Padahal yang lebih bagus adalah hanya 20% saja guru menerangkan lalu mereka memberikan petunjuk atau isyarat. Nantinya siswa diajak untuk berpikir kritis (critical thingking), berani mengeluarkan opini-opini mereka dan lain sebagainya. Kerja kelompok juga harus sering dilakukan, dari situ para siswa belajar bagaimana menghargai kerja orang lain, berteman dan menghormati satu sama lain.
14.Iringan musik klasik, diperlukan ketika belajar seni agar siswa lebih tenang dan fokus pada hasil karya seninya yang hasilnya bisa ditempel dikelas.
Beberapa rekomendasi untuk sistem pembelajaran disekolah sebagaimana yang telah saya uraikan diatas merupakan solusi cerdas untuk para pengajar atau guru Indonesia. Solusi yang mampu mengantarkan generasi muda memiliki kualitas unggul dalam kepribadian dan karakter. Sehingga dapat dipastikan negara Indonesia akan mengalami kemajuan yang signifikan dengan ditunjukkannya peningkatan kualitas pendidikan, penurunan angka kemiskinan serta adanya peningkatan kuantitas dan kualitas generasi muda cerdas Indonesia.
[2] Buku Pedoman Mahasiswa Baru Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H