Terlihat padat layaknya perumahan di perkotaan, itu menjadi kesan pertama saya saat menginjakkan kaki di Pulau Tidung. Jalan yang ukurannya tidak terlalu besar, seperti gang namun bercabang cabang. Perlu berhati-hati dan jangan lepas dari rombongan karena kamu bisa tersesat seperti yang terjadi pada teman saya namun pada akhirnya bisa sampai dengan selamat.
Hiruk pikuk sepeda berkeliaran menjadi daya tarik bagi saya. Tentunya mengasyikkan berkeliling menggunakan sepeda untuk menuju jembatan cinta. Sedihnya, saya kurang mahir berenang sehingga tidak bisa ikut melompat bersama teman lainnya di jembatan cinta. Hanya bisa memotret saja dari kejauhan. Katanya sih, kalau melompat, maka akan mendapatkan pasangan atau mungkin bisa langgeng dengan pasangannya, entahlah. Selanjutnya, banana boat menjadi penghibur saya agar bisa lebih menikmati tanpa perlu mahir berenang. Sangat asin, saya menelan air ketika dijatuhkan dari banana boat. Tak apa, makin seru pastinya.
Malam hari, kami menikmati pesta BBQ. Bakar bakar ikan dan udang, tapi kurang berkesan karena gak dipinggir pantai. Berkesan itu ketika saya dan teman saya berkeliling naik sepeda di malam hari untuk mencari ATM.
Moment yang tidak bisa dilupakan yaitu ketika menunggu sunset. Indahnya, jadi rindu sunset di Bali. Tetap sih sunset di Bali itu yang paling keren apalagi lihat dari Single Fin (flashback). Kali ini, saya tidak terlalu mementingkan Sunset tapi lebih menikmati kebersamaan bersama sahabat saya, kami selfie di tengah laut. Itu yang paling seru. Tentunya, Snorkeling juga gak kalah mengasyikkan. Selama 2 jam, kami bebas menikmati snorkeling. Itu menjadi penutup liburan di Pulau Tidung.
Jadi yang mengasyikkan di Pulau Tidung bagi saya
1. Berkeliling menggunakan sepeda
2. Melihat lompatan orang dari jembatan cinta
3. Banana boat
4. Menunggu Sunset
5. Pesta BBQ